Sederet Saham Multifinance Naik Sejak Awal Tahun, Ini Rekomendasi dari Analis

Senin, 17 Juli 2023 | 07:15 WIB   Reporter: Arif Ferdianto
Sederet Saham Multifinance Naik Sejak Awal Tahun, Ini Rekomendasi dari Analis


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Sejumlah saham dari emiten perusahaan pembiayaan atau multifinance diam-diam memberikan kinerja yang cukup lumayan. Hal tersebut terlihat dari pergerakan saham hingga penutupan perdagangan pada Jumat (14/7).

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) misalnya, memiliki harga saham di level Rp 12.075. Kinerja harga saham ADMF menguat 34,17% sejak awal tahun (year to date/YtD).

Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani menyebut kinerja bisnis pada penyaluran pembiayaan baru relatif tumbuh di atas pertumbuhan otomotif, yang semester I ini sebesar Rp 20,1 triliun atau naik double digit dari tahun sebelumnya.

“Kalau dari piutang pembiayaan yang dikelola, termasuk pembiayaan bersama, per Juni 2023 dibandingkan Juni 2022 tumbuh di atas 20%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).

Baca Juga: Kinerja Emiten Jalan Tol Diprediksi Positif, Ini Kata Analis

Sementara harga saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berada di level Rp 1.390. Saham BFIN terpantau masih menunjukkan tren positif tumbuh 31,75% YtD.

PT Buana Finance Tbk (BBLD) tercatat harga sahamnya parkir di level Rp 895 per saham. Adapun sepanjang tahun berjalan, saham BBLD terpantau tumbuh positif 46,72% YtD.

Kemudian, saham PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) tercatat sebesar Rp 630 per saham, sepanjang tahun berjalan kinerja sahamnya juga berada dalam tren penghijauan, tumbuh mencapai 110% YtD.

Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo menyebut bahwa penyaluran pembiayaan pada semester I 2023 tercatat positif, tumbuh 28,52% secara tahunan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kinerja CFIN semester I YtD Juni 2023 pembiayaan sebesar Rp 4,19 triliun, dibandingkan semester I-2022 sebesar Rp 3,26 triliun,” ujarnya kepada Kontan.

Lebih lanjut, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) membukukan harga saham terbarunya di level Rp 462 per saham. Sementara sepanjang tahun ini kinerja harga saham WOMF tersebut tumbuh mencapai 79,07% YtD.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebutkan saham-saham emiten multifinance tersebut hanya untuk trading jangka pendek, mengingat pergerakan harga saham tersebut belum termasuk dalam kategori yang paling likuid.

Baca Juga: Saham-Saham Bank Lapis Kedua Melonjak, Begini Penjelasan Analis

“Para pelaku traders memanfaatkan kenaikan harga saham yang disertai dengan kenaikan volume. Dengan faktor tersebut, maka saham itu masuk dalam kategori ramai diperdagangkan, karena biasanya para pelaku trader memanfaatkan untuk buy dan sell dalam waktu yang cepat,” jelasnya kepada Kontan.

Nafan Aji mengungkapkan, kinerja saham multifinance di semester I-2023 rata-rata berhasil menunjukkan pertumbuhan, baik dari sisi top line maupun bottom line.

“Ini didukung oleh stabilitas pertumbuhan ekonomi domestik sehingga sektor multifinance memang dibutuhkan dalam rangka mempermudah pembiayaan,” ungkapnya.

 

 

Nafan memproyeksikan, perekonomian Indonesia akan relatif stabil didukung oleh tingkat suku bunga yang tidak terlalu tinggi. Di mana, kata dia, suku bunga BI akan tetap di level 5,75% hingga akhir tahun.

“Jadi nanti suku bunga ke depan akan relatif lebih rendah sehingga menjangkau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan, dan kita berharap good cover governance harus diterapkan emiten multifinance ini agar mampu meningkatkan kinerja,” tandasnya.

Sementara itu, Investment Analyst di Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan secara fundamental, saham BFIN dan ADMF cukup menarik dimana memiliki profitabilitas yang cukup baik dibandingkan sub sektornya.

“Secara valuasi pun, BFIN dan ADMF memiliki valuasi yang masih menarik diantara peers, meskipun harga sahamnya telah naik cukup tinggi,” katanya kepada Kontan.

Fajar bilang, secara umum emiten multifinance masih mencatatkan pertumbuhan kinerja yang masih cukup baik. Menurutnya, di semester II ini saham multifinance masih akan ada pertumbuhan meski tak setinggi semester I-2023.

“Sentimen yang akan mendukung sektor multifinance adalah ketidakpastian tahun politik dan kondisi ekonomi global yang melambat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru