EMITEN - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten produsen minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) tercatat turun di semester I 2023.
Misalnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) AALI membukukan pendapatan bersih senilai Rp 9,39 triliun di semester I 2023. Pendapatan Astra Agro turun 14,3% dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 10,96 triliun.
Laba periode berjalan AALI juga turun 54,94% ke Rp 377,4 miliar di semester I 2023. Padahal pada semester I 2022 Astra Agro masih meraup laba sebesar Rp 837,6 miliar.
Penjualan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) pada Semester I-2023 turun sebesar 2,93% menjadi Rp 2,547 Triliun. Sebelumnya pada periode sama 2022, penjualan SGRO mencapai Rp 2,624 Triliun.
Baca Juga: Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Melesat 243,9% di Semester I-2023
Tak hanya penjualan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan SGRO di Semester I-2023 merosot 62,69% menjadi Rp 201,752 miliar dari sebelumnya Semester I-2022 adalah sebesar Rp 540,754 miliar.
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun pada semester I 2023. Raihan tersebut turun 7,9% secara tahunan dari Rp 2,04 triliun di semester pertama tahun lalu. Laba LSIP juga turut merosot 69,6% ke level Rp 166,5 miliar dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp 548,7 miliar.
Lalu, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,77 triliun di semester I 2023, turun turun 18,22% dari semester I 2022 yang sebesar Rp 4,61 triliun.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, secara umum, penurunan kinerja di emiten-emiten sawit tersebut secara tahunan disebabkan karena harga CPO yang sudah berangsur melandai.
“Harga CPO pada tahun lalu memang mengalami akselerasi ke level tertinggi sepanjang masa,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (3/8).
Di semester II 2023, ada peluang harga CPO untuk naik. Hal itu didorong oleh fenomena El Nino yang mengancam produktivitas dari buah sawit.
“Namun demikian, permintaan dari global juga perlu diperhatikan,” tuturnya.
Baca Juga: Kejar Target Kinerja, Eagle High Plantations (BWPT) Genjot Produksi di Semester II
Lalu, ada ekspektasi ekonomi China akan pulih di semester II, terutama kuartal IV tahun ini. Namun, sentimen positif tersebut masih akan berdampak netral kepada kinerja emiten CPO.
Sebab, meskipun harga CPO naik, volume produksi juga berpotensi mengalami penurunan. Hal itu membuat Fajar belum memberikan rekomendasi untuk saham emiten CPO.
“Belum lagi, ada ketidakpastian ekonomi China apakah benar-benar akan pulih, karena mempengaruhi permintaan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News