Sejumlah indeks bursa dievaluasi, simak saran analis

Selasa, 27 Juli 2021 | 22:39 WIB   Reporter: Kenia Intan
Sejumlah indeks bursa dievaluasi, simak saran analis

ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia mengumumkan telah melakukan evaluasi mayor terhadap beberapa saham di bursa, Senin (26/7). Menurut catatan Kontan.co.id, beberapa indeks yang dirombak seperti LQ45, IDX30, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, dan Infobank15.

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mencermati, investor bisa memanfaatkan momentum evaluasi mayor indeks-indeks saham tersebut untuk mendapat cuan.

Akan tetapi perlu diperhatikan, kenaikan harga yang  terjadi pada saham-saham baru suatu indeks hanya bersifat jangka pendek. Kenaikan harga pun tidak melulu akan terjadi pada saham-saham baru suatu indeks.

Baca Juga: Pandangan MI terhadap rebalancing pada IDX30, IDX80 dan LQ45

Ia mencontohkan, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang langsung melesat setelah diumumkan masuk ke dalam tiga indeks saham sekaligus seperti LQ45, IDX30, IDX80. Akan tetapi, hal serupa tidak terjadi pada saham-saham lain yang menjadi konstituen baru suatu indeks.

"Kalau memang ada momentum, kemungkinan sifatnya hanya jangka pendek. Dalam jangka panjang, pergerakan harga akan lebih dipengaruhi faktor-faktor seperti kinerja perusahaan, prospek usaha, sentimen aksi korporasi, maupun mekanisme pasar," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).

Begitu pula dengan saham-saham yang terdepak dari suatu indeks. Pergerakan harganya tidak dijamin ikut melorot. Anggaraksa mencermati, keluarnya saham dari suatu indeks tidak selalu berarti kinerja harganya memburuk.

Ada kemungkinan, saham-saham terdepak karena volume transaksi yang menurun, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai konstituen.

 

 

Lebih lanjut diungkapkan, pergerakan saham-saham berkapitalisas pasar jumbo atau big caps yang cenderung berat di tengah momentum evaluasi ini. Sepengamatannya, evaluasi mayor mendorong investor melakukan rebalancing portofolio.

Adapun saham-saham small caps cenderung tidak terdampak isu rebalancing  dan harganya lebih mudah terkerek oleh sentimen.

Di sisi lain, perubahan perhitungan bobot indeks ke metode free float dan rencana IPO perusahaan teknologi besar turut memberatkan pergerakan saham-saham jumbo itu.

"Kami memproyeksikan big caps baru akan kembali bangkit menjelang akhir tahun," jelasnya.

Senada, Analis Sucor Sekuritas Indonesia Hendriko Gani mengungkapkan, investor tetap bisa memanfaatkan momentum evaluasi indeks walau hanya sesaat.

Baca Juga: Mundur dari rekor, Wall Street memerah jelang laporan pendapatan perusahaan teknologi

" Bisa melihat emiten yang include ke indeks yang dijadikan acuan banyak fund, seperti LQ45, untuk trading jangka pendek," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id.

Adapun dalam jangka panjang, pergerakan harga saham yang terkena evaluasi mayor itu akan kembali mengacu pada nilai fundamentalnya.

Di tengah evaluasi mayor dan kondisi yang masih dibayangi pandemi Covid-19, Hendriko mencermati, pelaku pasar cenderung melirik saham-saham seperti teknologi, kesehatan, dan saham yang berkaitan dengan logistik. Saham second liner juga lebih dilirik.

"Untuk saat ini yang menarik saham-saham digital bank seperti ARTO, AGRO. Second liner yang cenderung defensive dan berkaitan dengan internet seperti TOWR, healthcare seperti MIKA, HEAL, PRDA," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru