Sejumlah saham properti tumbang pada perdagangan Jumat (20/11)

Sabtu, 21 November 2020 | 15:29 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Sejumlah saham properti tumbang pada perdagangan Jumat (20/11)

ILUSTRASI. Properti di Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/11/2020.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,4% ke level 5.571,656 pada perdagangan Jumat (20/11). Bersamaan dengan itu, sejumlah saham emiten properti pun tumbang, setelah melonjak pada perdagangan Kamis (19/11).

Saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) misalnya, yang melemah 6,3% ke level Rp 236 per saham pada hari ini. Padahal, pada perdagangan kemarin, saham ASRI melonjak 29,9%. 

Hal yang sama terjadi pada PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang kemarin melonjak 19,4%. Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, emiten grup Lippo tersebut turun 1,25%.

Pun demikian dengan saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang kemarin meroket 35% dan hari ini terkoreksi 3,7% ke level Rp 156 per saham. 

Baca Juga: IHSG parkir di zona merah, asing bukukan net sell Rp 321 miliar, Jumat (20/11)

Saham emiten properti lain pun kompak melemah di hari ini. Seperti saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang terkikis 0,99% ke level Rp 500 dan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang hari ini melemah 1,85% ke level Rp 1.060.

Sukarno Alatas, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai koreksi yang menimpa saham-saham properti merupakan koreksi wajar. Mengingat di perdagangan sebelumnya, saham sektor ini sudah melejit. Alhasil, aksi ambil untung (profit taking) membuat harga saham sektor properti terkoreksi di hari ini. 

“Apalagi saham ASRI dan APLN yang sudah naik tinggi. Tetapi kesempatan untuk menggunakan strategi buy on weakness (BOW) jika harganya turun kembali,” terang Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/11). 

Dia melanjutkan, mayoritas saham-saham properti yang mengalami kenaikan kemarin masih bisa direkomendasikan BOW.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, melemahnya saham-saham properti mengindikasikan adanya aksi ambil untung atau profit taking. 

Dia mencontohkan saham APLN yang target harganya berada di Rp 156, yang kebetulan per penutupan hari ini harga saham APLN ditutup di harga Rp 156 atau sudah berhasil tertembus.

“Jika sudah terkoreksi berarti itu sudah ada aksi profit taking.  Kebetulan juga sudah mengalami jenuh beli (overbought),” terang Nafan. 

Sebelumnya, Nafan bilang, penguatan pada saham-saham properti terjadi setelah Bank Indonesia pangkas suku bunga acuan alias BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) 0,25 basis points (bps) menjadi 3,75%.

Baca Juga: Incar marketing sales Rp 1 triliun, Intiland Development (DILD) fokus ke rumah tapak

Selain itu, menguatnya sejumlah saham emiten properti akhir-akhir ini juga terdorong oleh sejumlah sentimen, mulai dari kinerja pendapatan pra penjualan (marketing sales) yang mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan hingga penerapan Peraturan Pemerintah (PP) tenteng Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (PP Tapera) awal tahun depan.

Selain itu, beberapa emiten terus meningkatkan akuisisi land bank-nya serta pendapatan berulang (recurring income) yang mulai stabil.

 

Selanjutnya: Konsumen kembali ajukan PKPU, ini penjelasan Sentul City (BKSL)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru