Siloam International Hospitals (SILO) Akan Stock Split, Sahamnya Semakin Menarik?

Rabu, 06 April 2022 | 19:22 WIB   Reporter: Kenia Intan
Siloam International Hospitals (SILO) Akan Stock Split, Sahamnya Semakin Menarik?

ILUSTRASI. Pemegang saham SILO menyetujui stock split dari nilai nominal sebelumnya Rp 100 per saham menjadi Rp 12,5 per saham.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan menggelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:8. Rencana tersebut telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar  22 Maret 2022 yang lalu. 

Pemegang saham menyetujui stock split dari nilai nominal sebelumnya Rp 100 per saham menjadi Rp 12,5 per saham. Adapun jumlah saham SILO setelah stock split akan menjadi 13 miliar dari sebelumnya 1,62 miliar. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mencermati, stock split bertujuan membuat harga saham lebih terjangkau, sehingga dapat lebih menarik bagi investor ritel. Volume transaksi pun diharapkan semakin meningkat pasca stock split.

Baca Juga: Siloam International Hospitals (SILO) Akan Stock Split, Simak Jadwalnya

Jono menambahkan, SILO dapat menjadi alternatif pilihan di antara saham-saham rumah sakit lainnya karena harga sahamnya lebih terjangkau. Dus, bukan saham SILO berpotensi menguat dalam jangka pendek setelah stock split

Di samping aksi stock split yang digelar, Jono melihat fundamental SILO yang terus membaik selama dua tahun terakhir dapat menjadi katalis positif lain yang mempengaruhi minat investor dan akhirnya berdampak pada pergerakan sahamnya.  

"SILO juga masih diperdagangkan pada valuasi yang murah saat ini, hanya sekitar 6 kali EV/EBITDA," ujar Jono kepada Kontan.co.id, Rabu (6/4). 

Baca Juga: Bertumbuh Signifikan Tahun Lalu, Simak Prospek Emiten Rumah Sakit di 2022

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto mencermati, pergerakan saham SILO cenderung menguat selama dua pekan terakhir menjelang stock split. Menurutnya aksi korporasi ini meningkatkan minat investor, apalagi SILO memiliki valuasi yang relatif rendah dan outlook yang lebih positif dibanding industrinya. 

Pandu mengamati, SILO saat ini relatif murah dibandingkan dengan emiten rumah sakit lain, dengan rasio PE sekitar 19 kali, PBV 2 kali dan EV/EBITDA 7,4 kali. Adapun catatan apik tahun 2021 di mana EBITDA margin meningkat menjadi 26% dari 22% menjadi pertanda bahwa kemampuan SILO dalam menghasilkan laba sudah semakin baik. 

Asal tahu saja, di tahun lalu SILO mampu mencetak laba di tengah jumlah pasien Covid-19 yang semakin menurun. Akan tetapi, di bulan Desember 2021 jumlah tindakan operasi melebihi rata-rata bulanan. Kondisi ini masih berlanjut di Januari tahun 2022. Sepengamatan Pandu, memang banyak pasien yang selama pandemi ini menunda operasi karena menunggu situasi menjadi lebih aman. 

"Jumlah rawat jalan dan rawat inap terus mengalami peningkatan sejak pertengahan tahun lalu membuat kami yakin SILO memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik dibanding industri," ujar Pandu. 

Baca Juga: Laba Siloam International Hospitals (SILO) Melesat 480% di Tahun 2021

Pandu memproyeksikn SILO  mampu mencetak pendapatan hingga Rp 10 triliun  dan menghasilkan laba sekitar Rp 720 miliar hingga akhir tahun 2022 ini. Saham SILO pun ditargetkan dapat mencapai  Rp 10.000 per saham. 

"Dengan demikian masih ada potensial upside sekitar 20% yang artinya masih cukup menarik untuk dikoleksi pada harga saat ini," imbuh dia. 

Jono menambahkan, investor dapat memanfaatkan peluang beli saham SILO sebelum stock split karena sahamnya berpotensi meningkat setelahnya. Akan tetapi, bagi yang merasa harga saat ini sudah terlalu mahal, investor dapat menunggu untuk membeli setelah stock split dengan harga yang lebih terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru