EMITEN - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menanggapi adanya peluang pasar emas atas isu makro pada negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, China, India dan South Africa) yang akan membuat mata uang baru sebagai alat tukar dengan memakai emas dan logam.
Director of Investor Relations HRTA Thendra Crisnanda mengatakan berdasarkan data yang ada, pihaknya meyakini adanya peluang menarik pada isu makro emas dunia.
"Nantinya 10 tahun ke depan ini balik lagi mata uang diterbitkan based dari underline itu emas, yang menarik pembelian emas fisik paling besar dilakukan bank central hampir di seluruh dunia pada kuartal keempat 2022, pembelian emas meningkat sejak tahun 60-an hingga tahun 2022 terbesar lebih dari 1000 ton," kata Thendra di webinar Strategi Hartadinata, Kamis (13/4).
Baca Juga: Simak Target Kinerja Hartadinata Abadi (HRTA) untuk Tahun 2023
Thendra mengatakan atas konfirmasi data tersebut, outlook permintaan emas fisik memiliki potensi yang sangat besar dan terus berlanjut hingga di tahun 2023.
Bahkan beberapa bulan terakhir Thendra bilang negara yang mengakumulasi emas fisik terbanyak merupakan Bank Central China.
"Untuk tahun 2023 kami belum memasukkan variabel tersebut untuk target kami, karena saat ini penjualan kami 93% itu untuk toko ritel dan end user," kata Thendra.
Meskipun demikian Thendra menilai jika dikaitkan dengan cadangan emas, perseroan melihat ini peluang ini nantinya akan membuka pasar baru bagi HRTA terutama untuk institusi keuangan seperti Bank Central Indonesia atau bahkan untuk institusi perbankan yang digunakan untuk permodalan.
Saat ini HRTA memiliki 4 pabrik manufaktur dan 1 pabrik pemurnian emas yang seluruhnya berlokasi di Bandung.
HRTA juga mengaku akan membagikan dividennya atas perolehan laba bersih yang memuaskan di tahun 2022. Pembagian ini direncanakan akan diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang direncanakan dilaksanakan pada Mei 2023.
Perseroan mengaku pembagian dividen payout ratio adalah sekitar 20%-25%. Sementara untuk pembagian dividen yield sekitar 3%-5%.
"Jika menurut seasonal pembagian dividen akan dilakukan di bulan Juni mendatang," terang Investor Relations Manager HRTA Catherina Vincentia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News