IHSG - JAKARTA. Langkah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mendekati 7.000 pasca libur lebaran masih jauh. Pasalnya, IHSG dikepung FOMC The Fed pada awal Mei mendatang.
Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama bilang saat ini IHSG masih diperberat oleh hasil rapat bank sentral asal Amerika Serikat (AS), ketimbang hasil Rapat Dewan Gubernur (RGB) Bank Indonesia.
Sebagai pengingat, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% pada 18 April 2023.
"Dampaknya tidak besar ke pasar saham. Jadi saat ini sedikit tertekan karena ada ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin," kata Hans saat dihubungi Kontan akhir pekan lalu.
Baca Juga: IHSG Turun 0,42%, Ini 10 Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Sejak Awal Tahun
Namun Hans menilai untuk IHSG bisa kembali merangkak level 7.000 pasca libur lebaran ini masih sulit. Menurutnya IHSG baru bisa menanjak setelah hasil FOMC dan keadaan yang mulai kondusif.
Setali tiga uang, CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menuturkan saat ini pelaku pasar masih wait and see terhadap hasil FOMC The Fed. Dia bilang kenaikan suku bunga itu akan menjadi sentimen negatif dan akan mempengaruhi pergerakan mayoritas indeks saham.
"Itu kenapa ketika ada kenaikan suku bunga ada aktivitas sell off dan itu menjadi kesempatan untuk beli di area support terutama saja yang berpotensi bagus di 2023," kata Bernadus.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta memproyeksikan pasca libur lebaran, IHSG akan bergerak secara fluktuatif di pekan pendek ini.
Dia menyebut pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh dinamika menjelang pengumuman penetapan suku bunga The Fed dan pengumuman GDP Indonesia pada 5 Mei mendatang.
"Memang IHSG relatif sideways untuk level 7.000, masih perlu sentimen yang sangat kuat. Namun, setidaknya aksi korporasi pembagian dividen bisa menjadi pendorong," jelas Nafan.
Baca Juga: Sekadar Mengingatkan, Begini Posisi IHSG dan Pasar Saham Sebelum Cuti Bersama
Untuk pekan pendek dan menjelang FOMC The Fed, Nafan menjagokan sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI dan BMRI. Saham lain yang bisa dicermati ada ADRO, JPFA dan SRTG.
Sementara top picks dari Sucor Sekuritas jatuh pada sektor perbankan, emiten yang berhubungan dengan electric vehicle (EV) untuk jangka menengah hingga panjang. Kemudian ada sektor otomotif dan semen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News