Simak rekomendasi saham emiten properti di tengah perbaikan prospek bisnis

Kamis, 26 November 2020 | 07:10 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Simak rekomendasi saham emiten properti di tengah perbaikan prospek bisnis


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Meski masih dibayangi oleh pandemi Covid-19, sektor properti masih memiliki prospek yang cerah. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan, industri properti mengalami booming khususnya untuk harga Rp 1 miliar ke bawah dengan porsi 83%.

Adapun properti dengan harga Rp 501 juta hingga Rp 1 miliar persentasenya mencapai 33,8% atau naik 8,5% dari kuartal II-2020. Selanjutnya properti dengan harga Rp 1 miliar ke atas berada di 16,9% atau naik 2,9% dari kuartal II tahun ini.

Sementara itu, untuk properti di bawah Rp 300 juta persentasenya 33,9% atau menyusut 4,4% dibandingkan kuartal sebelumnya. Lalu harga Rp 301 juta sampai Rp 500 juta sebesar 15,3% atau mengalami penurunan 6,9% dari kuartal II tahun ini.

Baca Juga: Penjualan Komatsu United Tractors (UNTR) capai 1.345 unit dalam 10 bulan pertama 2020

Lebih lanjut ia mengatakan, komposisi penjualan di segmen bawah atau harga kurang dari Rp 500 juta mengalami penurunan karena masyarakat golongan menengah bawah diperkirakan menjadi golongan yang paling terdampak saat pandemi yang membuat tingkat permintaan di segmen ini pun menurun.

“Peningkatan terlihat di segmen harga kurang dari Rp 500 juta dengan kenaikan yang bervariasi, meskipun diperkirakan pasar bergeser ke harga yang lebih rendah,” katanya dalam acara Economic Outlook 2021 sesi Membangkitkan Industri Properti, Rabu (25/11).

Dengan demikian, sambungnya, anggota REI akan mempertahankan minat pasar ini pada tahun depan.

Totok menambahkan, dengan adanya UU Cipta Kerja juga dapat mendorong sektor properti ke depannya. Ia berharap adanya UU Cipta Kerja memberikan kemudahan mengenai perizinan hingga penataan ruang. “Selama ini di daerah sering berubah-ubah. Hal-hal inilah dengan adanya Omnibus Law ada terobosan-terobosan untuk memudahkan perizinan termasuk penataan ruang yang ada. Sehingga reforma agraria bisa dijalankan dengan baik,” ungkapnya.

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian juga sependapat. Ia bilang, prospek sektor properti masih sangat baik, mengingat pada tahun ini penjualan emiten properti tidak mengalami penurunan signifikan hingga lebih dari 12% meski di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Teken kontrak jalan tol, nilai kontrak baru Adhi Karya (ADHI) capai Rp 16,8 triliun

“Diharapkan dengan menurunnya angka kasus baru corona, vaksin yang akan datang, dan penurunan bunga KPR, pembelian properti bisa naik ke level tahun 2019,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan, Rabu (25/11).

Joey melanjutkan, saat ini perkembangan jumlah kasus Covid-19 masih membayangi sektor properti. Sehingga konsumen cenderung wait and see untuk melakukan pembelian properti, terlebih dari sisi investor.

Lebih lanjut ia memprediksi, pada tahun depan daya beli masyarakat belum akan meningkat signifikan karena masih dalam fase pemulihan. Oleh karena itu, katanya, segmen rumah tapak dengan harga di bawah Rp 2 miliar masih akan jadi segmen yang banyak diburu untuk tahun depan.

Ia merekomendasikan buy CTRA dengan target harga Rp 1.200, BSDE dengan target harga Rp 1.200, PWON dengan target harga Rp 550, dan SMRA dengan target harga Rp 850.

Selanjutnya: Analis Mirae: Supra Boga Lestari (RANC) diuntungkan penerapan PSBB

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru