EMITEN - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tertekan di tahun lalu. Penjualan dan laba bersih SIDO merosot masing-masing 3,98% dan 12,69% secara tahunan.
SIDO mencetak penjualan senilai Rp 3,86 triliun pada 2022. Penjualan SIDO turun 3,98% dibandingkan realisasi penjualan pada 2021. Sedangkan laba bersih SIDO turun 12,69% secara tahunan menjadi Rp 1,10 triliun hingga akhir 2022.
Direktur Sido Muncul, Leonard mengungkapkan realisasi kinerja SIDO pada tahun 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terutama normalisasi permintaan dari basis yang tinggi pada tahun sebelumnya karena penyebaran varian Delta.
Faktor lain yang mengganjal kinerja SIDO pada tahun 2022 adalah inflasi tinggi yang mempengaruhi daya beli pelanggan. Selain itu, ada kenaikan harga bahan baku. Meski begitu, Leonard mengklaim bisnis SIDO masih dalam kondisi yang sehat.
"SIDO tetap menjaga posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih dan rasio pembayaran dividen yang tinggi di atas 90%, dan ini menunjukkan sehatnya kinerja bisnis Sido Muncul," ungkap Leonard lewat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (10/2).
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Sido Muncul (SIDO) Turun Pada 2022, Begini Penjelasan Manajemen
Harga saham SIDO pun bergerak di zona merah hampir sepanjang perdagangan Jumat (10/2). Tapi saham SIDO masih mampu ditutup pada posisi Rp 800 per saham, level harga yang sama seperti penutupan Kamis (9/2). Harga saham SIDO masih tercatat menguat 5,96% sejak awal tahun.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, kinerja SIDO sampai akhir 2022 masih sesuai dengan ekspektasi. Penurunan kinerja sebagai dampak kenaikan harga bahan baku dan inflasi yang cenderung tinggi pada tahun lalu.
Lain cerita untuk tahun 2023. Rio melihat SIDO punya peluang untuk mendongkrak kinerja bisnisnya. Tingkat inflasi yang diperkirakan turun tahun ini, serta konsumsi masyarakat yang kembali pulih menjadi katalis positif.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Siapkan Capex Rp 197 Miliar untuk Pembelian Alat Produksi
"Posisi harga saham SIDO saat ini masih dapat dipantau untuk mencari peluang buy on support, pasca-pullback," kata Rio kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).
Saran Rio, wait and see terlebih dulu. Jika terjadi pullback, sebaiknya menunggu konsolidasi pada area support Rp 755-Rp 765 sebagai entry level. Target ada di area Rp 845-Rp 865, tapi stoploss jika harga merosot ke bawah Rp 725.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, pergerakan saham SIDO hari ini tertahan oleh MA200 dan disertai dengan peningkatan volume penjualan. Herditya memperkirakan saham SIDO akan rawan melanjutkan koreksi.
"Hal tersebut tampak dari pergerakan MACD yang mulai melandai di area positif dan Stochastic yang rawan deadcross di area overbought," terang Herditya.
Baca Juga: Laba Bersih Sido Muncul (SIDO) Merosot 12,69% Menjadi Rp 1,1 Triliun pada 2022
Herditya memberikan rekomendasi sell on strength untuk saham SIDO dengan mencermati area support Rp 780 dan resistance pada area Rp 820. Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memandang pergerakan saham SIDO masih berpeluang melanjutkan penguatan. Targetnya menutup gap di area Rp 835-Rp 845 atau hingga ke Rp 870.
"Ada potensi koreksi dahulu karena Stochastic memperlihatkan adanya indikasi jenuh beli. Namun selama harga masih di atas level Rp 750 sebagai support maka tren naik masih dapat berlanjut," jelas Ivan.
Ivan menyematkan rekomendasi buy on weakness untuk saham SIDO. Pelaku pasar bisa memperhatikan area support Rp 750 dan resistance pada level Rp 870.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News