EMITEN - JAKARTA. Pemilu legislatif dan pemilihan presiden (pilpres) bakal menjadi katalis positif bagi pendapatan iklan emiten media. PT Global Mediacom Tbk (BMTR) pun tak mau ketinggalan untuk meraup cuan dari momentum tersebut.
Induk perusahaan MNC Media milik Hary Tanoesoedibjo (HT) ini optimistis tahun politik bakal mendongkrak raihan revenue di tahun 2023. Hary, yang juga merupakan Direktur Utama BMTR, memprediksi tahun politik bakal memberikan dorongan bagi pendapatan iklan.
Hary percaya diri, jaringan televisi MNC Grup bisa menjangkau sampai wilayah pelosok, sehingga relevan untuk menampung belanja iklan pada musim kampanye.
"Kami harapkan naik (kinerja di 2023), karena dari porsi iklan sendiri akan meningkat dengan adanya Pemilu. Mudah-mudahan ada peningkatan yang cukup signifikan," kata Hary dalam paparan publik penerbitan obligasi dan sukuk BMTR, Jum'at (16/6).
Baca Juga: Global Mediacom (BMTR) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,7 Triliun
Sebagai informasi, mayoritas pendapatan BMTR dikontribusikan oleh dua lini bisnis utama. Pertama, bisnis media berbasis iklan dan konten, yang dikelola oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yang menghasilkan pendapatan bagi BMTR sebesar 74,10%.
Kedua, bisnis media berbasis pelanggan, yang dikelola PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) yang mengkontribusikan pendapatan sebesar 21,90%. Selain itu, BMTR juga memperoleh pendapatan dari media berbasis online dan bisnis pendukung lainnya.
Ada enam segmen bisnis di bawah naungan BMTR selaku induk MNC Media. Segmen utama di bisnis free-to-air (FTA) diisi oleh empat stasiun televisi yakni RCTI, MNC TV, GTV, dan iNews.
Direktur Keuangan Global Mediacom Ruby Panjaitan melanjutkan, tahun ini BMTR mengejar pertumbuhan top line pada level double digit. Ruby yakin BMTR bisa mencapai performa positif dengan menjaga stabilatas margin.
Estimasinya, gross profit margin akan terjaga di level 48%-50%, EBITDA margin di tingkat 39,5% - 42%, dan net income margin pada level 17%-20%. "Target kami top line itu double digit, dengan basis semua strategi kami dapat berjalan dengan lancar," ujar Ruby.
Pada tahun lalu, kinerja BMTR cukup terganjal dengan pemberlakuan Analog Switch Off (ASO) pada bulan November. Tapi, Ruby menegaskan BMTR mampu pulih dengan cepat, tercermin dari pendapatan kuartal I-2023 yang sudah bisa tumbuh 26% dibandingkan kuartal IV-2022.
"Pendapatan digital sudah memberikan sumbangan besar pada Kuartal I-2023, kami harapkan tetap konstan naik. Pendapatan dari konten dan IP juga memberikan sumbangan signifikan," imbuh Ruby.
Investor Relations Global Mediacom Luthan Fadel Putra meyakinkan dampak ASO terhadap kinerja BMTR semakin bisa diredam. Apalagi, saat periode tahun politik semakin intensif, prospek pada kuartal III dan IV 2023 bakal lebih positif bagi BMTR.
Prospek positif itu tidak semata-mata dari iklan politik. Melainkan BMTR akan menjaring peluang dari kencangnya perputaran dana yang meningkatkan belanja di tahun Pemilu. "Penjualan produk konsumsi juga akan ikut naik, perusahaan-perusahaan ini mayoritas pengiklan di TV. Marketing budget mereka juga akan naik," tandas Luthan.
Sebagai bagian dari aksi korporasi, BMTR menggelar Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan IV dan sukuk ijarah berkelanjutan IV Tahun 2023. Untuk tahap pertama, BMTR akan menghimpun dana masing-masing Rp 850 miliar dari obligasi dan sukuk ijarah.
Dalam PUB obligasi berkelanjutan IV Tahap I, BMTR menerbitkan jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya Rp 850 miliar yang ditawarkan dalam tiga tenor. Kupon obligasi berada pada rentang 8,75% - 9,25% untuk tenor 370 hari kalender, kisaran 9,75% - 10,25% untuk 3 tahun, dan 10,75% - 11,25% untuk 5 tahun.
Secara bersamaan, BMTR menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan IV tahap I dengan jumlah sisa imbalan sebanyak – banyaknya Rp 850 miliar. Kisaran cicilan imbalan ijarah yang ditawarkan pada rentang 8,75% - 9,25% untuk tenor 370 hari kalender, 9,75% - 10,25% untuk 3 tahun, dan 10,75% - 11,25% untuk 5 tahun.
Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruh dana yang diperoleh dari hasil PUB ini akan dipergunakan untuk pelunasan sebagian (refinancing) efek bersifat utang. Sisanya akan digunakan untuk pembiayaan kebutuhan operasional atau modal kerja.
Adapun, masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi dan sukuk ijarah dijadwalkan pada 15 Juni – 23 Juni, perkiraan tanggal efektif pada 28 Juni 2023, masa penawaran umum 30 Juni – 3 Juli 2023, penjatahan pada 4 Juli 2023, dan pencatatan pada 7 Juli 2023.
Secara keseluruhan, BMTR menargetkan total dana masing-masing senilai Rp 1,5 triliun dalam PUB obligasi berkelanjutan IV dan sukuk ijarah IV tahun 2023.
Dari sisi pergerakan saham, BMTR ditutup menguat 3,70% ke level Rp 336 pada Jum'at (16/6), mengakumulasi kenaikan 20,86% sejak awal tahun 2023.
Asal tahu saja, selain digenggam oleh Grup MNC milik Hary Tanoe, BMTR juga menjadi salah satu saham yang dimiliki oleh Lo Kheng Hong (LKH). Investor kenamaan yang sering disebut Warren Buffet-nya Indonesia ini mengempit sekitar 6,5% saham BMTR.
Baca Juga: Sempat Naik Diterpa Rumor Hary Tanoe Jadi Menkominfo, Ini Rekomendasi Saham MNC Group
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News