Tender Offer TBIG di Harga Rp 3.200 per Saham, Simak Perbandingan Valuasinya

Kamis, 12 Mei 2022 | 21:07 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Tender Offer TBIG di Harga Rp 3.200 per Saham, Simak Perbandingan Valuasinya


EMITEN - JAKARTA. Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd (BDI) akan melakukan penawaran tender (tender offer) sukarela atas saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan harga Rp 3.200 per saham. Hal ini dilakukan setelah BDI membeli 62,38% saham TBIG pada April 2022.

Berdasarkan pengumuman KSEI, Rabu (11/5), jumlah saham yang akan dibeli BDI dari pemegang saham publik dalam penawaran tender sukarela ini maksimal sebanyak 2,48 miliar saham. Jumlah tersebut setara 10,97% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh TBIG.

Periode penawaran tender sukarela akan dimulai pada tanggal 22 Juni 2022 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 22 Juli 2022 pukul 15.15 WIB. Pada perdagangan Kamis (12/5), TBIG ditutup turun 3,92% ke level Rp 2.940 per saham.

Baca Juga: Bersama Digital Infrastructure Asia Tender Offer Sukarela TBIG Rp 3.200 per Saham

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, menarik tidaknya tender offer BDI atas saham TBIG dapat dinilai dari valuasi saham itu sendiri. Menurut dia, valuasi TBIG saat ini sudah relatif premium dibandingkan dengan emiten sejenisnya, yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Hal itu terlihat dari rasio EV/tower dan EV/tenant TBIG yang lebih tinggi dibandingkan dua emiten lainnya. "Saat ini, EV/tower TBIG adalah sebesar 4,8x, sedangkan TOWR 3,1x dan MTEL 2,3x. Kemudian, EV/tenant TBIG sebesar 2,5x, sedangkan TOWR 1,7x dan MTEL 1,5x," kata Steven saat dihuhungi Kontan.co.id, Kamis (12/5).

Sebagai informasi, EV/tower merupakan valuasi kapitalisasi pasar (market cap) dibandingkan dengan aset menara. Sementara EV/tenant adalah perbandingan valuasi market cap dengan jumlah penyewa menara telekomunikasinya.

Baca Juga: Melirik Saham Emiten Menara Telekomunikasi Paling Menarik, Antara MTEL, TOWR dan TBIG

Lebih lanjut, EV/EBITDA TBIG juga memperlihatkan angka yang lebih tinggi ketimbang kompetitornya. EV/EBITDA TBIG untuk tahun 2022 diperkirakan sebesar 16,5x, sedangkan TOWR 9,6x dan MTEL 11, 1x.

"Dengan sejumlah pertimbangan valuasi-valuasi tadi, para investor bisa do your own research. Untuk amannya, lebih baik dikembalikan ke fundamentalnya saja yakni dari sudut pandang valuasi," ucap Steven.

Akan tetapi, di luar aksi korporasi yang terjadi, Steven menilai TBIG masih menarik ke depannya. Dia merekomendasikan buy TBIG dengan target harga jangka panjang di Rp 3.500 per saham sehingga masih ada potensi kenaikan sekitar 19% dari harga per Kamis (12/5).

Baca Juga: Saratoga dan Provident Gelar Restrukturisasi Kepemilikan Saham Tower Bersama (TBIG)

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, pergerakan TBIG saat ini sedang berada pada fase downtrend. "Resistance terdekat TBIG berada di area Rp 3.080 dan Rp 3.170, sementara support-nya berada di Rp 2.830," ucap Herditya.

Koreksi TBIG didukung oleh pergerakan MACD dan Stochastic yang masih rawan koreksi. Terlebih lagi, pergerakan TBIG saat ini sudah menembus level MA20, MA60, dan MA200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru