KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga saham salah satu perusahaan pemerintah, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus turun pada semester II 2025. Analis menyarankan investor mulai masuk ke saham badan usaha milik negara (BUMN) tersebut karena memiliki prospek cerah pada periode mendatang.
Harga saham PGEO pada akhir perdagangan Kamis, 11 Desember 2025 ditutup di level 1.160 turun 10 poin atau 0,85% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama enam bulan terakhir, harga saham PGEO terakumulasi turun 335 poin atau 22,41%.
Dengan harga tersebut, saham PGEO kini berada di level terendah sepanjang semester II 2025. Pelemahan harga saham PGEO terjadi seiring kinerja yang tertekan dengan bottom line dicatat merosot hingga kuartal III 2025.
Baca Juga: Perkuat Peran di Pasar Modal, Praktisi Investor Relations Dirikan AIIR
PGEO membukukan pertumbuhan pendapatan 4,20% year on year (YoY) menjadi US$ 318,86 juta per kuartal III-2025. Namun, pada periode yang sama, laba bersih PGEO tergerus 22,18% yoy menjadi US$ 104,26 juta.
Abida Massi Armand analis BRI Danareksa Sekuritas menyebut tekanan utama PGEO berasal dari beban non-kas, terutama kenaikan beban keuangan akibat reklasifikasi sementara IDC proyek Hululais, serta mulai terealisasinya beban bunga Lumut Balai Unit 2 setelah COD penuh pada Juni 2025.
Selain itu, depresiasi meningkat seiring ekspansi aset. Faktor-faktor ini bersifat akuntansi dan tidak mencerminkan pelemahan operasional, terlihat dari EBITDA yang tetap solid.
Sedangkan Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra dan Hasan Barakwan menyebut laba bersih PGEO yang meleset pada periode ini disebabkan oleh kenaikan biaya program opsi saham manajemen perusahaan (MESOP), tambahan beban depresiasi dari PLTP baru di Lumut Balai, serta rugi selisih kurs.
Namun, untuk ke depan, Etta dan Hasan bilang prospek PGEO akan didukung oleh adanya hambatan masuk yang tinggi (proses perizinan panjang dan kebutuhan capex besar), model pendapatan stabil seperti misalnya kontrak jangka panjang dengan PLN, serta profitabilitas kuat. Tetapi, ada beberapa risiko yang perlu dicermati.
“Ada risiko yang perlu diperhatikan PGEO, mencakup ketergantungan tinggi pada PLN, potensi keterlambatan proyek, penyesuaian harga yang lebih rendah dari ekspektasi, volatilitas kurs, dan bencana alam,” ujar Etta dan Hasan dalam risetnya, 27 Oktober 2025.
Tonton: Bahlil Tetapkan Denda Bagi Tambang Perusak Hutan, Maksimal Rp 6,5 Miliar Per Hektar
Pun Abida bilang prospek jangka panjang PGEO akan disokong oleh pengoperasian Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan tambahan 10 MW PLTP Ulubelu yang dibidik beroperasi pada 2026.
Menurutnya, proyek ini akan memberi kontribusi signifikan, karena pada 2025 unit-unit baru ini belum berkontribusi penuh sepanjang tahun.
“Dengan kapasitas self-operated yang lebih besar dan segmentasi dengan margin tertinggi, PGEO akan meraih pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat, arus kas lebih stabil dari kontrak jangka panjang PLN, dan pemulihan pertumbuhan laba bersih setelah tekanan akuntansi di 2025,” ujar Abida kepada Kontan, Kamis (11/12/2025).
Rekomendasi saham PGEO
Sama halnya, Analis Ekuitas OCBC Sekuritas Devi Harjoto juga menyebut prospek PGEO ke depan akan disokong oleh dukungan ekspansi proyek baru.
Menurut risetnya pada 4 Oktober 2025, PGEO menyiapkan capex US$ 360 juta pada 2026F guna memulai pengembangan lima proyek quick win total 45MW, empat proyek extension total 170MW, serta proyek greenfield Way Ratai berkapasitas 55MW yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2032F.
Untuk mendukung strategi ekspansi, perusahaan diperkirakan akan menjajaki penerbitan obligasi hijau (green bonds) ke depan.
“Kondisi ini memanfaatkan posisinya sebagai pemain kunci panas bumi serta ruang pendanaan yang luas berkat rasio utang yang rendah pada 2026F,” jelas Devi pada risetnya.
Baca Juga: Peminat IPO Saham RLCO Lampaui EMAS & CDIA, Ini Target Harga Analis
Kata Devi, perusahaan juga diuntungkan oleh profil utangnya yang mayoritas merupakan utang jangka panjang, khususnya obligasi berbunga tetap, yang meningkatkan visibilitas pendapatan dan mengurangi eksposur terhadap volatilitas suku bunga.
Dengan berbagai sentimen dan katalis di atas, Devi memberi rekomendasi investor untuk Buy saham PGEO dengan target harga Rp 1.500 per saham.
Kemudian Etta dan Hasan merekomendasikan investor untuk Buy PGEO dengan harga Rp 1.750 per saham. Pun juga Abida merekomendasikan Buy PGEO dengan target harga Rp 1.250 per saham.
Selanjutnya: OpenAI Luncurkan GPT-5.2 untuk Tandingi Gemini 3 Google
Menarik Dibaca: Tips Mengelola Kadar Asam Urat untuk Meredakan Nyeri di Lutut, Ini Detailnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News