KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penawaran saham perdana atau initial publik offering (IPO) saham emiten pengolahan sarang burung walet, PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlangsung sukses pada Senin (8/12/2025). Untuk hari kedua usai IPO, apakah saham RLCO masih layak beli?
Dalam aksi korporasi penawaran umum saham perdana alias IPO, harga saham RLCO melonjak 34,52 % ke level Rp 226 per saham atau mencapai level Auto Reject Atas (ARA) pada awal pembukaan perdagangan Senin (8/12/2025).
Saham IPO RLCO kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 134 kali saat proses penjatahan efek. Pada fase penjatahan terpusat (pooling allotment), saham IPO RLCO oversubscribed mencapai 948 kali.
Baca Juga: Mulai Hari Ini (8/12), Saham Blue Chip Ini Akan Di-Buyback, Total Dana Rp 1,5 Triliun
Pada proses penawaran umum (offering), sebanyak 775.000 investor memesan saham RLCO. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah IPO di BEI.
Jumlah tersebut melampaui IPO saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (EMAS) sebanyak 600.000 Single Investor Identification (SID) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sebanyak 550.000 SID.
Saham EMAS dan CDIA menjadi contoh sukses IPO tahun 2025 dengan menyentuh ARA berhari-hari.
Hari pertama perdagangan di BEI, saham IPO RLCO juga diburu investor. Ada antrean beli saham RLCO lebih dari 28 juta lot di harga 226.
Sebelumnya, RLCO mematok harga penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di level Rp 168 per saham. Angka tersebut merupakan batas atas dari rentang harga penawaran awal (bookbuilding) di kisaran Rp 150-Rp 168 per saham.
Dengan menawarkan maksimal 625 juta saham, RLCO berpotensi memperoleh dana segar Rp 105 miliar. Adapun jumlah yang ditawarkan RLCO setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor.
Sekitar 56,33% dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya IPO akan digunakan RLCO untuk pemenuhan modal kerja, terutama pembelian bahan baku yaitu pembelian sarang burung walet.
Berikutnya, sekitar 43,67% akan disetorkan RLCO kepada PT Realfood Winta Asia dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk pembelian bahan baku berupa sarang burung walet.
Pengamat pasar modal sekaligus founder Republik Investor, Hendra Wardana melihat, saham emiten produk kesehatan berbasis sarang burung walet dengan merek Realfood ini tampil impresif pada hari pertama melantai di Bursa.
Tonton: Prabowo Minta Mendagri Proses Bupati Aceh Selatan: Dalam Militer Itu Desersi
RLCO langsung melesat menyentuh ARA, naik 34,52% dari harga penawaran Rp168 menjadi Rp226 per saham.
Lonjakan ini mencerminkan antusiasme investor terhadap prospek jangka panjang perseroan. “Terutama karena transformasi bisnis yang diusung dari pemain komoditas menjadi perusahaan industri bernilai tambah dengan fokus pada produk kesehatan premium,” katanya kepada Kontan, Senin (8/12/2025).
Dengan kapitalisasi pasar awal sekitar Rp 525 miliar dan dana IPO sekitar Rp 105 miliar, RLCO memiliki ruang cukup besar untuk memperkuat fundamentalnya.
Mayoritas dana IPO pun dialokasikan untuk modal kerja dan penguatan rantai pasok, khususnya pembelian bahan baku sarang burung walet baik untuk perseroan maupun anak usaha Realfood Winta Asia.
“Strategi ini menunjukkan fokus perusahaan untuk memperbesar kapasitas produksi sekaligus mengamankan suplai bahan baku di tengah permintaan yang meningkat,” tuturnya.
Dari sisi kinerja, RLCO mencatat pertumbuhan penjualan 47,56% dalam lima bulan pertama 2025, menandakan bahwa permintaan produk kesehatan berbasis natural ingredient masih solid, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Dengan ekspansi pasar ke China, Hong Kong, Amerika Serikat, hingga negara-negara Asia seperti Vietnam dan Thailand, RLCO memiliki peluang menjadi pemain regional dengan pertumbuhan volume yang lebih stabil.
Secara teknikal, pergerakan awal yang langsung ARA mengindikasikan minat spekulatif cukup kuat dan membuka ruang bagi kelanjutan tren penguatan jangka pendek.
“Dengan momentum IPO yang positif, prospek industri health & wellness yang masih berkembang, serta ekspansi agresif ke pasar internasional, RLCO layak masuk dalam radar investor sebagai saham pertumbuhan,” katanya.
Untuk jangka pendek, potensi teknikal saham RLCO bisa mengarah ke area resistensi psikologis di sekitar Rp352 per saham. Dengan catatan, sentimen positif terus ada dan arus beli investor ritel tetap terjaga.
“Namun, investor perlu mencermati volatilitas pasca-IPO yang biasanya meningkat,” tuturnya. Hendra pun merekomendasikan Buy on Momentum untuk RLCO, dengan target awal di level Rp 300 – Rp 352 per saham.
Selanjutnya: BMKG: Prakiraan Cuaca Aceh 9-17 Des 2025, Waspada Hujan Ringan!
Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Murah Buat Ibu Rumah Tangga, Ada Poco M6 dengan Lensa Utama 200MP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News