Transaksi di bursa cenderung sepi, beberapa saham tetap menarik

Minggu, 25 April 2021 | 20:25 WIB   Reporter: Kenia Intan
Transaksi di bursa cenderung sepi, beberapa saham tetap menarik

ILUSTRASI. Transaksi di bursa saham cenderung lesu dalam beberapa waktu terakhir.


BURSA EFEK / BURSA SAHAM - JAKARTA. Transaksi di bursa saham cenderung lesu dalam beberapa waktu terakhir. Pada pekan pertama bulan puasa 13 April 2021 - 16 April 2021 lalu, rata-rata volume perdagangan saham menyentuh 15.82 miliar saham. Sementara itu, rata-rata nilai perdagangannya mencapai Rp 9,81 triliun, dengan rata-rata frekuensi perdagangan 1,01 juta kali.

Selanjutnya pada 19 April 2021 hingga 23 April 2021, rata-rata volume perdagangan mencapai 14,77 miliar saham. Sementara rata-rata nilai perdagannya mencapai Rp 8,66 triliun. dengan rata-rata frekuensi perdagangan 897.876 kali saja.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama bilang, di pekan pertama bulan puasa, investor sempat melihat peluang naiknya daya beli di momentum puasa dan Lebaran. Bahkan, berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Walau begitu, Okie juga tidak memungkiri perdagangan di bursa berpeluang seret di tengah bulan Ramadan. Perlambatan yang terjadi mempertimbangkan IHSG yang cenderung menurun dalam sebulan terakhir. Apalagi, penurunan diiringi dengan terkikisnya volume perdagangan.

Baca Juga: IHSG berpeluang melanjutkan technical rebound pada Senin (26/4), ini alasannya

Menurut Okie, pelemahan tersebut mengindikasikan ekspektasi investor menjelang rilis kinerja keuangan kuartal I 2021 dan perkembangan pemulihan ekonomi di kuartal II 2021.

"Kami melihat saat ini investor lebih cenderung wait and see, sehingga pergerakan IHSG menjadi terbatas. Setidaknya, hingga rilis kinerja keuangan pada awal bulan depan," kata Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (23/4).

Lebih lanjut ia menjelaskan, menurut beberapa indikator, momentum pemulihan ekonomi Indonesia sudah mulai terlihat saat ini. Selama tren pemulihan terus berlanjut, penurunan di bursa dapat dijadikan momentum pembelian secara bertahap.

Okie masih merekomendasikan saham-saham yang bergerak di sektor perbankan, perkebunan, dan telekomunikasi. Untuk perbankan, kinerja emiten diprerkirakan cukup solid dan lebih baik pada tahun ini. Momentum pemulihan ekonomi diproyeksi dapat menurunkan non performing loan  (NPL) atau kredit macet perbankan.

Untuk sektor perkebunan, momentum kenaikan harga komoditas menjadi pemicu utama. Sementara itu,  permintaan data yang tinggi akan menjadi penopang kinerja emiten-emiten sektor telekomunikasi.

"Beberapa saham yg dapat dijadikan pertimbangan BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, BBTN, LSIP, AALI, TLKM, EXCL," ujarnya.

Tidak jauh berbeda, Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyebutkan, transaksi di pasar saham yang stagnan bahkan berpotensi menurun akan berlanjut dipicu ketidakpastian di pasar global.

"Karena meningkatnya penyebaran Covid-19 di beberapa negara seperti India, Jepang dan Thailand," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/4).

Ia mengungkapkan, nilai transaksi harian yang tercatat sekitar Rp 9 triliun hinga Rp 10 triliun akhir-akhir ini, dapat dikatakan sepi. Apalagi jika dibandingkan nilai transaksi harian pada Januari dan Februari yang bisa mencapai Rp 20 triliun dan 18 triliun.

Kondisi pasar yang sepi berisiko berlanjut, melihat investor asing yang cenderung mencatatkan jual bersih atau net sell. Di tengah kondisi pasar yang lesu, investor bisa mengambil strategi buy on weaksness saham-saham blue chips.

Beberapa saham yang dijagokannya seperti ASII, BBCA, dan TLKM. Ketiganya dasarankan buy on weakness dengan target harga masing-masing Rp 6.750 per saham, Rp 36.700 per saham, dan Rp 3.900 per saham.

 

Selanjutnya: IHSG diprediksi menguat, Senin (26/4), saham-saham ini bisa dicermati

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat
Terbaru