Tunggu bunga acuan BI, begini prediksi IHSG pekan ini

Senin, 16 Agustus 2021 | 07:45 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Tunggu bunga acuan BI, begini prediksi IHSG pekan ini


IHSG -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diprediksi masih belum akan mengubah tingkat suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur (RDG) pekan depan. Arah kebijakan moneter BI ini akan turut menjadi salah satu sentimen penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dengan skenario dasar, Ekonom Maybank Kim Eng Sekuritas Lee Ju Ye memperkirakan, BI akan mempertahankan kebijakan suku bunganya selama sisa tahun 2021 guna mendukung perekonomian. Kemungkinan, bank sentral baru akan mulai mengetatkan kebijakan moneter pada kuartal keempat 2022 sebesar 25 basis point jika pemulihan ekonomi mulai menguat dan inflasi kembali naik.

Dia menilai, suku bunga rendah telah berperan dalam mendukung roda perekonomian, seperti yang tercermin oleh peningkatan pertumbuhan tingkat pinjaman belakangan ini. Sementara itu, kebijakan fiskal dan vaksinasi akan memiliki efek yang lebih langsung dalam membantu sektor rumah tangga dan juga sektor bisnis. BI juga kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga lebih jauh untuk memberikan dukungan pada mata uang.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi masih cenderung melambat, bahkan untuk beberapa data ekonomi di bulan Juli yang sudah rilis seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga cenderung terkena dampak yang cukup signifikan.

Baca Juga: IHSG turun 1,06%, 10 saham ini paling banyak dikolekasi asing selama sepekan

Asal tahu, tingkat PMI Manufaktur Indonesia pada bulan laporan Juli 2021 berada di level 40,1 atau turun drastis dari 53,5 pada bulan Juni 2021. PMI manufaktur ini berada di bawah acuan angka manufaktur Indonesia, yakni 50.  Meskipun pada periode Agustus ini ada kecenderungan lebih baik dari Juli karena adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 bagi sektor mikro dan ritel.

Oleh karena itu, Hendri menilai era suku bunga rendah masih menjadi kebijakan yang disukai pelaku pasar.

Selain RDG Bank Indonesia, Hendri menjabarkan masih terdapat sejumlah sentimen yang menyetir IHSG pekan ini. Mulai dari neraca perdagangan, ekspor, hingga impor

Neraca perdagangan diproyeksikan akan kembali surplus dan meningkat, dari sebelumnya US$ 1,32 miliar menjadi US$ 2,27 miliar. Sedangkan untuk ekspor dan impor diproyeksikan akan cenderung menurun, yakni masing-masing 30,3% dan 52,15% dari sebelumnya 54,46% dan 60,12%.

Penurunan ini sejalan dengan rilis data PMI Manufaktur di bulan Juni yang terlihat mengalami kontraksi, yang salah satu faktornya karena menurunnya pesanan ekspor.

Dari eskternal, China akan merilis data tingkat pengangguran yang diproyeksikan cenderung stagnan di level 5% dan penjualan eceran yang diproyeksikan turun menjadi 11,5% dari sebelumnya 12,1%.

Hendri memproyeksikan, IHSG pada pekan ini kan bergerak pada level support 6.090 dan level resistance 6.200.

“Investor dapat memulai mencermati saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar, karena saham sudah terkoreksi cukup besar. Sentimen mengenai PPKMpun nampak sudah priced in ke pasar,” terang Hendri kepada Kontan.co.id, Minggu (15/8).

Saham-saham perbankan dapat dicermati selama pekan RDG BI, seperti empat saham perbankan big cap yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Ditambah saham PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO).

Satriawan, Technical Analyst Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG akan bergerak  di support 6.050/6.000 dan restance  6.180/6.250 pada pekan RDG BI. Satriawan merekomendasikan wait and see dengan saham properti pilihan yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). 

 

Selanjutnya: Minim sentimen, simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Senin (15/8)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru