Volume penjualan Indocement (INTP) naik 13% pada bulan lalu

Senin, 24 Mei 2021 | 08:00 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Volume penjualan Indocement (INTP) naik 13% pada bulan lalu


EMITEN - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan volume penjualan  sebesar 1,3 juta ton sepanjang April 2021. Realisasi ini lebih tinggi 13% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa, Antonius Marcos menyebut, kenaikan ini terutama diakibatkan karena pada April tahun lalu merupakan bulan-bulan awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Sementara di April tahun ini, keadaan mulai membaik dengan telah berjalannya program vaksinasi nasional.

“Hal ini membuat optimisme dunia usaha meningkat sehingga proyek-proyek infrastruktur dan properti berjalan cukup baik,” terang Antonius kepada Kontan.co.id, Jumat (23/5).

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) ikuti tender proyek konektivitas Asia senilai Rp 17 triliun

Meski tumbuh secara tahunan, volume penjualan INTP mengalami koreksi secara bulanan atau month-on-month (MoM). Sebab, penjualan pada April 2021 lebih rendah sekitar 100.000 ton dibandingkan penjualan pada Maret 2021 yang mencapai 1,4 juta ton.

Marcos mengamini, turunnya penjualan secara bulanan seiring datangnya bulan Ramadan. Memang, siklus penjualan semen menjelang bulan suci selalu terjadi sedikit penurunan dibanding bulan sebelumnya. Akan tetapi, Marcos mengatakan, realisasi di bulan Ramadan tahun ini relatif cukup baik karena akibat adanya larangan mudik oleh pemerintah.

“Larangan ini membuat sebagian pekerja bangunan tetap bekerja dan tidak mudik, sehingga pelaksanaan proyek tetap berjalan,” sambung dia.

Dengan adanya program vaksinasi dan optimisme di sektor konstruksi yang terus berjalan, Indocement meyakini target pertumbuhan penjualan yang dipasang di kisaran 4%-5% akan dapat terlampaui tahun ini. Adapun pada 2020, Indocement membukukan volume penjualan domestik, baik untuk semen dan klinker sebesar 16,92 juta ton, menurun 10,1% dari tahun  2019.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) masih ikut tender di luar negeri, nilainya hampir Rp 6 triliun

Tahun ini INTP mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar  Rp 1 triliun hingga Rp 1,1 triliun. Sebagian besar capex ini untuk  penyelesaian fasilitas penerimaan refuse-derived fuel (RDF).

Marcos mengatakan, proyek RDF ini tetap berjalan sesuai jadwal, dimana proses penyelesaian  fasilitas pendukung penerimaan RDF tersebut masih berjalan dan diperkirakan akan rampung pada kuartal keempat tahun ini.

Selanjutnya: Begini strategi Multi Indocitra (MICE) genjot kinerja di tahun ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru