Wall Street terkoreksi, dipicu kekhawatiran lockdown dan data ritel yang melemah

Rabu, 18 November 2020 | 06:00 WIB Sumber: Reuters
Wall Street terkoreksi, dipicu kekhawatiran lockdown dan data ritel yang melemah


WALL STREET - NEW YORK. Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa (17/11) di tengah meningkatnya ancaman putaran baru lockdown ekonomi akibat lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, pelemahan Wall Street juga dipicu oleh data penjualan ritel yang lemah meredam euforia yang disebabkan oleh perkembangan vaksin.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 167,09 poin atau 0,56% ke 29.783,35, S&P 500 turun 17,38 poin atau 0,48% ke 3.609,53 dan Nasdaq Composite turun 24,79 poin atau 0,21% ke 11.899,34.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya energi dan real estat yang ditutup melemah, dengan saham utilitas dan perawatan kesehatan mencatat pelemahan terburuk.

Pada hari Senin kemarin, Wall Street sempat rally pasca pengumuman dari Moderna Inc bahwa kandidat vaksin Covid-19 memiliki efektivitas 94,5% dalam mencegah infeksi.

Tetapi lonjakan kasus virus corona baru-baru ini di seluruh Amerika Serikat telah menyebabkan beberapa gubernur memberlakukan pembatasan baru untuk mengendalikan penyebaran penyakit itu.

Baca Juga: Wall Street dibuka melemah pada Selasa (17/11) terseret lonjakan kasus Covid-19 di AS

"Ini akan menjadi vaksin versus virus, bolak-balik sampai kita mencapai titik di mana vaksin itu diluncurkan," kata Joseph Sroka, kepala investasi di NovaPoint di Atlanta seperti dikutip Reuters. 

"Ini seperti berdiri di tepi lembah - saya dapat melihat ke bawah dan melihat jumlah kasus yang meningkat atau saya dapat melihat ke seberang untuk mendapatkan vaksin."

Laporan penjualan ritel yang dirilis oleh Departemen Perdagangan menunjukkan pengeluaran melambat karena mendekati musim belanja liburan di tengah kurangnya bantuan fiskal yang akan datang dari Washington.

Musim laporan laba kuartal ketiga sudah dalam tahap terakhir, dimana 465 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 84,5% melampaui perkiraan konsensus, menurut data Refinitiv.

Minggu ini sejumlah peritel terkenal melaporkan hasil kuartalan.

Walmart Inc mengalahkan ekspektasi laba dan membukukan pertumbuhan tahunan 6,4% yang lebih besar dari perkiraan dalam penjualan toko yang sama.

Peritel perbaikan rumah Home Depot Inc juga mengalahkan perkiraan laba dan penjualan kuartalan karena konsumen menggunakan pembatasan tinggal di rumah untuk fokus pada proyek rumah DIY.

Namun, saham Walmart dan Home Depot masing-masing turun 2,0% dan 2,5%.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,46 miliar saham, dengan rata-rata 10,30 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Selanjutnya: S&P 500 dan Dow Jones cetak rekor, didukung harapan vaksin Covid-19

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru