EMITEN - JAKARTA. Walau ekonomi sedang berat, perolehan kontrak baru PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih mengalir. ADHI mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp 7,5 triliun hingga Oktober 2020. Kontrak baru tersebut naik 20,8% dibandingkan perolehan kontrak baru pada bulan sebelumnya sebesar Rp 6,2 triliun.
Namun, bila dibandingkan dengan perolehan kontrak baru per Oktober 2019 yang sebesar Rp 8,4 triliun, kontrak baru ADHI hingga Oktober tahun ini turun 10,71% secara tahunan (yoy).
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan, realisasi perolehan kontrak baru ADHI di Oktober 2020 terdiri dari pembangunan Jalan Malinau – Semamu di Kalimantan Utara senilai Rp 193,2 miliar, Jalan Bypass Bandara Lombok - Mandalika Fase 2 Rp 160,9 miliar.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) perkirakan kinerja tahun ini masih terkoreksi
Lalu, pengaman Sungai Beringin di Jawa Tengah Rp 147,6 miliar, pos lintas batas negara daerah Natuna di Kepulauan Riau Rp 121,1 miliar, Bendungan Leuwi Keris di Jawa Barat Rp 111 miliar. Kemudian, proyek bendungan Rp 164,1 miliar serta proyek lainnya yang terdiri dari proyek SPAM, pasar, rumah sakit, properti, dan lain-lain Rp 389,5 miliar.
"Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru Oktober 2020, meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 90%, properti sebesar 9% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya," jelas Noegroho dalam keterbukaan informasi, Rabu (11/11).
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 36%, MRT sebesar 19%, jalan dan jembatan sebesar 22%. Kemudian, proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 23%.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 77%, BUMN sebesar 17%, sementara swasta/lainnya sebesar 6%.
Selanjutnya: Ini empat proyek yang sedang diincar Adhi Karya (ADHI) sebelum tutup tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News