Adi Sarana Armada (ASSA) bakal rights issue, ini rincian penggunaan dananya

Rabu, 11 November 2020 | 08:15 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Adi Sarana Armada (ASSA) bakal rights issue, ini rincian penggunaan dananya


AKSI KORPORASI -  JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk bakal segera menggelar penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 1 (PMHMETD 1) atau rights issue sebanyak 600 juta obligasi konversi dengan jumlah pokok sebesar Rp 450 miliar.

Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan, aksi korporasi ini menjadi langkah awal bagi persiapan bisnis perusahaan di tahun 2021. "Penerbitan obligasi untuk memperkuat alternatif sumber dana sesuai dengan pengembangan bisnis model," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (10/11).

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat belanja modal atawa capital expenditure (capex) perusahaan tahun depan. Namun, ia belum menyebutkan proyeksi belanja modal di tahun depan.

Baca Juga: Volume pengiriman barang Anteraja melonjak lebih dari 100% sejak pandemi

Dalam rencana aksi korporasi tersebut, emiten berkode saham ASSA ini akan menyelenggarakan PMHMETD 1 sebanyak 600 juta obligasi konversi dengan jumlah pokok sebesar Rp 450 miliar.

Rinciannya, setiap pemegang 453 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham ASSA pada tanggal 7 Januari 2021 berhak memperoleh 80 HMETD, yang mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 unit obligasi konversi dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 750.

"Kami harapkan Desember 2020 hingga Januari 2021 sudah bisa dieksekusi," ungkap Prodjo.

Dana segar yang diperoleh dair aksi korporasi ini akan digunakan untuk anak usaha perusahaan dan pembayaran pinjaman perbankan. Di mana, 51,5% akan disalurkan ke anak-anak perusahaan yaitu PT Tri Adi Bersama, PT Adi Sarana Logistik, PT Surya Fajar Indonesia, PT Adi Sarana Investindo, dan anak perusahaan dengan bidang jasa reparasi elektronik yang akan didirikan di kemudian hari. 

"Itu untuk pengembangan usaha untuk end to end logistic, lastmile, dan warehouse sharing," jelas dia. 

Kemudian, sisanya sebesar 48,5% akan digunakan untuk pelunasan pinjaman bank. Prodjo menyebutkan utang bank yang jatuh tempo itu untuk pendanaan pada waktu mendirikan bisnis baru yang selama 1,5 tahun di bridging dengan pinjaman bank.

Bisnis baru yang dimaksud Prodjo adalah AnterAja. "Ya, pada saat melakukan investasi bisnis baru menggunakan utang bank dan akan digantikan dengan sebagian proceed daripada covertible bond," jelasnya.

Baca Juga: Anak usaha Adi Sarana Armada (ASSA) dorong digitalisasi layanan logistik

Sementara itu, hingga tutup tahun ASSA memperkirakan kebutuhan capex sekitar Rp 300 miliar. Dana tersebut masih akan digunakan untuk pembelian unit baru.

Adapun hingga semester I-2020, ASSA telah menggelontorkan capex sebesar Rp 393 miliar yang mana sebagian besar juga digunakan untuk pembelian unit baru.

Dengan penambahan unit-unit baru, perusahaan optimis bisa meraih peningkatan pendapatan dibandingkan realisasi tahu  lalu sebesar Rp 2,33 triliun. "Target pendapatan ASSA sampai akhir tahun sekitar Rp 3 triliun," pungkas dia.

 

Selanjutnya: Adi Sarana (ASSA) bersiap rights issue, bidik dana Rp 450 miliar

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru