Akuisisi tambang emas terkait private placement Darma Henwa (DEWA)

Jumat, 15 Januari 2021 | 17:29 WIB   Reporter: Dityasa H. Forddanta
Akuisisi tambang emas terkait private placement Darma Henwa (DEWA)

ILUSTRASI. Pertambangan batubara batu bara PT?Darma Henwa Tbk atau DEWA


EMITEN - JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mulai serius menjajal bisnis tambang emas. Keseriusan ini ditandai dengan langkah perusahaan mengakuisisi 99,9% saham PT Sabina Mahardika.

Mukson Arif Rosyidi, Chief Investor Relations & Corporate Secretary DEWA menjelaskan, Sabina secara tidak langsung memiliki proyek potensial dan mineral lainnya di Aceh.

"Akuisisi dilakukan sebagai salah satu upaya kami dalam ekspansi dan diversifikasi usaha untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan di masa mendatang," terang Mukson, Jumat (15/1).

Akuisisi tersebut dilakukan pada 16 Desember tahun lalu. Manajemen belum merinci nilai akuisisi Sabina.

Yang terang, akuisisi ini ada kaitannya dengan rencana DEWA untuk menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).

Pada 27 Desember 2018, DEWA melakukan perjanjian pengakuan utang bersama READ Finance Company Ltd. Nilainya sebesar US$ 23,8 juta yang mana dana ini ditempatkan sepenuhnya melalui Sabina demi mengerjakan proyek tambang emas tersebut.

Pada awal November 2019, READ mengalihkan hak tagih ke Highrank Investment. Namun, hingga waktu jatuh tempo utang pada 1 Juli 2020 dan masa penagihan pada 24 Juli 2020, DEWA belum bisa memenuhi kewajiban yang hak tagihnya sudah menjadi milik Highrank.

Baca Juga: DEWA miliki sejumlah proyek jasa tambang non batu bara yang akan dikerjakan di 2021

Buntut dari persoalan ini, DEWA menawarkan sejumlah saham sebagai sarana pelunasan utang. Highrank sepakat.

Oleh sebab itu, DEWA bakal melakukan PMTHMETD atau private placement dengan melepas 5,87 miliar saham seri B. Adapun nilai pelaksanaan aksi korporasi ini Rp 60 per saham, sehingga total nilai aksi korporasi ini sekitar Rp 352,87 miliar.

Saham baru tersebut merupakan bagian yang akan diambil Highrank. Karena pada kesempatan sebelumnya, kedua pihak sepakat pelunasan utang dilakukan melalui skema konversi utang ke saham yang mana utang dalam dollar Amerika Serikat (AS) tersebut dikonversi ke rupiah menggunakan kurs Rp 14.800 per dollar AS.

DEWA harus mengalihkan saham tersebut pada 31 Januari mendatang. Namun, sebelumnya DEWA perlu meminta restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang rencananya baru akan digelar 27 Januari mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru