Awas! Support Harga Bitcoin Bisa Sentuh US$ 19.000, Ini Penyebabnya

Jumat, 27 Mei 2022 | 08:15 WIB   Reporter: Adi Wikanto, Danielisa Putriadita
Awas! Support Harga Bitcoin Bisa Sentuh US$ 19.000, Ini Penyebabnya


BITCOIN - JAKARTA. Waspada kepada investor kripto. Penurunan harga uang kripto seperti bitcoin dll masih berpotensi melemah lagi. Bahkan, ada kemungkinan harga bitcoin melemah cukup dalam.

Harga uang kripto bitcoin pada perdagangan pagi hari ini, Jumat 27 Mei 2022 masih dalam tren turun. Diperkirakan, penurunan harga Bitcoin masih akan berlanjut karena sejumlah sentimen negatif

Berdasarkan laman Coinmarketcap, Jumat (27/5), pukul 7.07 WIB, harga bitcoin berada di level US$ 29.272,22. Harga bitcoin tercatat turun 1,01% dalam 24 jam terakhir,

Selain bitcoin, harga uang kripto lainnya juga masih merah. Harga ethereum, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah bitcoin, turun 7,49% dalam 24 jam terakhir menjadi US$1.802,53.

Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini (27/5) Tren Turun, Investor Jangan Beli Dulu, Simak Alasannya

Harga uang kripto populer, seperti Dogecoin juga melemah ke level US$ 0,0782, turun 5,79% dalam 24 jam terakhir. Dalam seminggu terakhir, harga Dogecoin merosot 9,83%

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga bitcoin menurun karena masih terpengaruh sentimen kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Tren kenaikan suku bunga tersebut membuat indeks dollar AS menguat dan berefek negatif pada aset kripto.

Ibrahim memproyeksikan, support harga bitcoin berpotensi menuju ke US$ 19.000. Sementara rentang resistance berada di US$ 37.000. Oleh karena itu, investor yang baru ingin masuk ke uang kripto, lebih baik bersabar.

Apalagi, tekanan harga bitcoin dan uang kripto juga datang dari pajak. Pajak kripto yang tinggi di berbagai negara juga mengerem aksi spekulan untuk menaikkan harga bitcoin. India belum lama ini menerapkan pajak aset kripto sebesar 30%. "Para spekulan sebelum ada pajak jor-joran, sekarang pergerakan harga kripto tertuju pada sentimen fundamentalnya," kata Ibrahim, Rabu (25/5).

Investor juga cenderung apatis pada aset kripto saat ini karena tensi geopolitik jauh dari kata selesai. Ibrahim mengatakan, Rusia dan Ukraina belum ada titik temu untuk damai bahkan perang berpotensi makin panjang. Belum lagi, dampak pelemahan ekonomi hingga krisis yang ditimbulkan dari masalah geopolitik.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru