RUPIAH - JAKARTA. Data terbaru dari Amerika Serikat (AS/The Fed) sukses membuat indeks dollar Amerika Serikat (AS) perkasa pada perdagangan Kamis (4/2) dan berpotensi menekan nilai tukar rupiah lebih lanjut pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/2).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (4/2) rupiah tercatat melemah 0,07% ke level Rp 14.015 per dollar AS. Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR), mata uang Garuda juga terkoreksi ke level Rp 14.036 per dollar AS atau sekitar 0,13% dari perdagangan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, pelemahan rupiah dan sebagian mata uang Asia pada perdagangan Kamis (4/2) didorong oleh penguatan dollar AS terhadap mata uang utama.
Baca Juga: Rupiah berpotensi lanjut koreksi pada perdagangan besok, Jumat (5/2)
Sentimennya datang dari rilis data perkiraan perubahan tenaga kerja di luar bidang pertanian dan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang tercatat naik 174.000.
Selain itu, mata uang utama lainnya seperti Sterling tertekan aksi jual terhadap dollar AS jelang rapat Bank Sentral Inggris (BoE) yang diperkirakan cenderung dovish.
Sementara itu, rupiah cenderung melemah setelah yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun diperdagangkan naik 2 basis poin (bps) menjadi 6,15% merespon kenaikan yield US Treassury pada penutupan kemarin.
Ditambah lagi, pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi AS yang akan dirilis malam ini seperti jobless claims, factory orders, durable goods order serta rilis data tenaga kerja AS.
"Prediksinya, data non farm payroll (NFP) Januari 2021 yang akan dirilis besok bakal naik 100.000 dari bulan sebelumnya yang tercatat turun 140.000, sementara tingkat pengangguran periode yang sama diperkirakan tetap di level 6,7%," ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).
Baca Juga: Sempat merugi, begini strategi Pertamina cetak laba Rp 14 triliun pada 2020
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data ekonomi Indonesia untuk kuartal IV-2020 yang diperkirakan terkontraksi 2,5% yoy dengan pertumbuhan ekonomi setahun penuh untuk 2020 diperkirakan kontraksi di kisaran 2,15% yoy.
"Pada perdagangan Jumat (5/2) pasangan USD/IDR diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News