Rekomendasi

Bukan Lagi Saham Gocapan, Apakah Saham LQ45 Ini Layak Dibeli / Dijual?

Minggu, 02 November 2025 | 15:07 WIB
Bukan Lagi Saham Gocapan, Apakah Saham LQ45 Ini Layak Dibeli / Dijual?

ILUSTRASI. Bukan Lagi Saham Gocapan, Apakah Saham LQ45 Ini Layak Dibeli / Dijual?


Reporter: Rilanda Virasma  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melonjak usai pengumuman kinerja bagus pada kuartal III 2025. Apakah saat harga naik, investor perlu jual atau beli saham GOTO?

Harga saham GOTO pada perdagangan Jumat 31 Oktober 2025 ditutup di level 60 naik 4 poin atau 7,14% selama lima hari terakhir. Harga saham anggota indeks LQ45 tersebut juga merupakan level tertinggi dalam sebulan terakhir.

Kini, harga saham GOTO tidak lagi di level 50-an alias gocapan.

Kenaikan harga saham GOTO terjadi setelah pengumuman perbaikan kinerja signifikan hingga kuartal III-2025. Jalan GOTO mencatatkan laba pun semakin terbuka di depan mata.

Baca Juga: Ada 5 yang Baru, Inilah 45 Saham LQ45 di BEI November 2025-Januari 2026

GOTO berhasil menekan rugi bersih sebesar 82,01% YoY menjadi Rp 775,55 miliar, jauh lebih baik dibanding rugi Rp 4,31 triliun di periode sama tahun lalu. Analis menilai efisiensi dan pemulihan ekonomi jadi katalis utama saham GOTO.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), EBITDA GOTO mencapai Rp 369 miliar, dengan EBITDA grup yang disesuaikan tumbuh 239% YoY menjadi Rp 516 miliar.
Pendapatan bersih naik 14% YoY dari Rp 11,66 triliun menjadi Rp 13,29 triliun, didorong oleh:

  • Jasa pengiriman: Rp 4,24 triliun
  • Imbalan jasa (Gojek): Rp 4,14 triliun
  • Pinjaman & layanan keuangan: Rp 2,67 triliun
  • E-commerce (Tokopedia): Rp 627,81 miliar

Total beban usaha turun menjadi Rp 13,51 triliun, menandakan keberhasilan efisiensi di berbagai lini bisnis.

Baca Juga: Kinerja Masih Cemerlang, Medco Energi (MEDC) Naikkan Dividen Interim 2025 Sebesar 66% 

Target EBITDA Naik

Direktur Utama Patrick Walujo mengatakan pencapaian ini menegaskan keberlanjutan transformasi GOTO. “Fokus kami tetap pada efisiensi, inovasi, dan peningkatan kesejahteraan mitra pengemudi serta pedagang,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Sementara itu, Direktur Keuangan Simon Ho menambahkan bahwa disiplin keuangan menjadi kunci perbaikan margin. “Kami tumbuh, melayani lebih banyak pengguna, dan melakukannya dengan lebih efisien,” jelasnya.

Melihat tren positif, GOTO menaikkan panduan EBITDA grup 2025 dari kisaran Rp 1,4–1,6 triliun menjadi Rp 1,8–1,9 triliun. Patrick menegaskan panduan ini memperhitungkan berbagai risiko makroekonomi seperti inflasi dan kompetisi pasar digital.

Tonton: Hartadinata Abadi HRTA Pasok Emas Batangan untuk Bank Muamalat

Rekomendasi Analis

Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas, penurunan rugi GOTO merupakan buah dari kombinasi stabilitas ekonomi nasional dan penurunan suku bunga BI. “Katalis positif ekonomi mendorong daya beli masyarakat dan sektor digital ikut pulih,” ujarnya.

Dari sisi teknikal, Head Online Trading BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai saham GOTO tengah membentuk pola three white soldiers, menunjukkan peluang penguatan jangka pendek.“Rekomendasi accumulative buy dengan target Rp 67–74 per saham,” kata Yaki.

Kinerja GOTO di kuartal III-2025 menunjukkan fase pemulihan fundamental yang nyata — dari rugi besar menuju EBITDA positif. Dengan efisiensi yang konsisten dan kondisi ekonomi membaik, GOTO berpeluang mempercepat langkah menuju profitabilitas penuh dalam waktu dekat.

Selanjutnya: Elnusa Targetkan Peningkatan Market Share Jasa Hulu Migas 20% Hingga Tutup Tahun

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Senin (3/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait


Terbaru