Buy Saham INTP & SMGR, Ini Alasannya

Senin, 31 Januari 2022 | 08:15 WIB   Reporter: Adi Wikanto, Hikma Dirgantara
Buy Saham INTP & SMGR, Ini Alasannya


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) segera membuka jam perdagangan saham edisi Senin 31 Januari 2022. Analis rekomendasi buy saham INTP dan SMGR. Apa alasannya?

INTP adalah kode saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Sedangkan SMGR adalah kode saham PT Semen Indonesia Tbk.

Saham SMGR pada perdagangan Jumat 28 Januari 2022 ditutup di level 6.825 naik 75 poin atau 1,11% dari sehari sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga saham SMGR turun 100 poin atau 1,44%.

Saham INTP pada perdagangan Jumat 28 Januari 2022 ditutup di level 10.950, naik 50 poin atau 0,46% dibandingkan sehari sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga saham INTP naik 200 poin atau 1,86%.

Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery memberikan rekomendasi beli untuk saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 11.500 dan Rp 15.650 per saham. Saham SMGR adalah top pick untuk emiten semen lantaran punya valuasi yang lebih menarik serta potensi upside yang lebih tinggi dari INTP.

Saham semen seperti INTP dan SMGR layak dibeli karena industri semen diperkirakan membaik pada tahun ini. Faktor meningkatnya permintaan semen dalam negeri serta ongkos produksi yang bisa lebih murah seiring turunnya harga batubara dinilai bisa mendorong kinerja emiten semen pada 2022. 

Baca Juga: IHSG belum naik signifikan pada Januari 2022, berikut penyebabnya

Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery prediksi pada tahun ini penjualan semen nasional akan mencapai 68,5 juta ton alias tumbuh 5% secara tahunan. Menurutnya, terdapat dua faktor yang mendorong naiknya permintaan semen.

Pertama, pemerintah kembali memfokuskan pengembangan infrastruktur di Indonesia. "Kedua, prospek pertumbuhan sektor residensial pada tahun ini seiring tumbuhnya marketing sales properti di tahun lalu,” tulis Michael dalam risetnya pada 28 Januari.

Dari sisi operasional, Michael memperkirakan, harga batubara akan jauh lebih rendah pada tahun ini. Kendati begitu, ia tak menampik kenaikan harga batubara pada tahun lalu telah mengangkat biaya overhead manufaktur beberapa pemain di kuartal IV-2021. Namun, pada tahun ini, diperkirakan rata-rata harga batubara hanya berada di kisaran US$ 100 per ton seiring normalisasi pasokan.

Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Berimbas ke Industri Semen, Begini Rekomendasi Saham INTP

Menurutnya, dengan tingkat harga batu bara yang akan lebih rendah dari tahun lalu, maka bisa mengurangi tekanan harga bahan baku bagi para produsen semen di tahun ini. Berdasarkan perhitungannya, harga batubara rata-rata yang lebih rendah akan membuat penurunan biaya bahan bakar per ton sebesar 4,0% yoy untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan 5,9% yoy untuk PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Di satu sisi, kenaikan harga batubara membuat kedua emiten tersebut menaikkan harga jual rata-rata produk semen mereka. Tercatat, INTP sudah menaikkan dua kali harga semen pada akhir tahun ini, total kenaikan harga sekitar 5-9%. Sementara SMGR sudah menaikkan harga rata-rata sebesar 4%-5% pada Oktober dan 6%-7% pada November lalu.

“Namun, kenaikan harga tersebut secara kumulatif membuat harga jual rata-rata (ASP) SMGR cenderung flat pada tahun ini, sedangkan untuk INTP mengalami kenaikan ASP 2,5% untuk 2021,” imbuhnya. 

Saat ini, Michael memberikan rating overweight untuk sektor semen seiring potensi meningkatnya permintaan di tengah pemulihan ekonomi. Dari sisi risiko, menurutnya terdapat tiga hal yang patut diwaspadai.

Pertama, volatilitas ASP yang lebih tinggi seiring semakin ketatnya persaingan di pulau Jawa. Kedua, harga batubara yang lebih tinggi dari perkiraan. Ketiga, lambatnya intervensi pemerintah terkait moratorium kapasitas semen.

Itulah rekomendasi saham INTP dan SMGR untuk perdagangan hari ini, Senin 31 Januari 2022. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham INTP dan SMGR di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru