EMITEN - JAKARTA. Cari dana untuk proyek energi, PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) akan menerbitkan surat utang berupa green bond.
Penernitan green bond ini untuk mendukung percepatan pembiayaan proyek-proyek energi milik TGRA. Nantinya, penerbitan obligasi hijau ini akan melengkapi pendanaan TGRA setelah sebelumnya berencana melakukan rights issue.
"Mudah-mudahan kami bisa menjadi perusahaan energi baru terbarukan (EBT) pertama yang menerbitkan green bond," terang Direktur TGRA Daniel Tagu Dedo dalam paparan publik yang digelar Jumat (18/11).
Manajemen TGRA masih menghitung nominal green bond yang akan diterbitkan. Namun, Daniel menaksir penerbitan bond tahap pertama bisa sebesar Rp 500 miliar. Kemudian green bond selanjutnya bisa sebesar Rp 1 triliun, yang akan diterbitkan usai pelaksanaan rights issue. "Ini agar debt to equity ratio (DER) tetap sehat," kata Daniel.
Baca Juga: Terregra Asia (TGRA) bersiap garap dua proyek PLTA di Aceh
TGRA sudah mulai mempersiapkan penerbitan green bond ini. Pada Desember nanti, TGRA mulai mengerjakan dan mempersiapkan draft bonds yang akan diterbitkan.
TGRA juga sudah berdiskusi dengan otoritas pasar modal. Untungnya, otoritas pasar modal memberi kemudahan kepada perusahaan EBT untuk menerbitkan green bonds.
Daniel menegaskan, sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), minimal 70% dana hasil penerbitan green bonds ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan EBT, yakni hydro power plant. Sementara sisanya akan digunakan untuk operasional perusahaan
Daniel mengatakan, Carbon Resilience Pte Ltd Singapore, yang bertindak sebagai investor, telah menandatangani development loan agreement (DLA) pada 21 Januari 2022. Secara bertahap, dana dari investor sudah masuk berupa bridging funds untuk penyelesaian lahan yang belum selesai diakuisisi dan kebutuhan penjaminan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Saat ini TGRA sedang melakukan konstruksi tiga pembangkit listrik tenaga mini hydro (PLTMH), pertama yaitu Sisira, Batang Toru-3, dan Batang Toru-4. Jumlah investasi untuk ketiga proyek ini RP1,3 triliun.
Rinciannya, equity financing dari carbon resilience sebesar 50% (Rp 199 miliar) untuk tiga perusahaan yang menaungi PLTMH tersebut. Lalu, debt financing berupa investor loan senilai Rp 1,1 triliun dengan suku bunga 1,7% floating rate di atas LIBOR berjangka waktu 18 tahun
Adapun progress untuk PLTMH Sisira dan PLTMH Batang Toru-3 untuk pembebasan lahan sudah mencapai 100%, dan saat ini sedang proses sertifikasi ke Badan Pertanahan Negara (BPN). Pelaksanaan konstruksi akan dimulai oleh pemilik dengan support dana development loan dari Carbon Resilience Pte Ltd Singapore.
Konstruksi oleh kontraktor untuk Sisira dan Batang Toru-3 ditargetkan dapat dilaksanakan pada awal Desember 2022, karena masih dilakukan finalisasi Engineering-Procurement-Construction (EPC) kontrak yang baru, dimana investor memberikan syarat tentang perjanjian EPC harus sesuai dengan standard FIDIC (standar internasional untuk proyek konstruksi strategis).
Sedangkan untuk PLTM Batang Toru-4, masih dalam proses pembebasan lahan, dimana masih tersisa sekitar 30%.
Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) Mulai Pekerjaan Konstruksi 3 Proyek PLTMH di Semester I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News