REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencetak kinerja kurang memuaskan pada kuartal I 2023. Meski pendapatan naik, laba bersih emiten rumah sakit ini turun sebesar 2,1% menjadi Rp 108,9 miliar.
Kepala riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan bahwa secara tahunan penyebab utama turunnya laba bersih disebabkan oleh kenaikan COGS yang signifikan. Marjin kotor 37% di kuartal I 2023 dibandingkan dengan 42% di kuartal I 2022.
"Kenaikan harga-harga bahan pokok farmasi terlihat mulai terefleksi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/5).
Namun demikian, secara kuartalan HEAL mampu membukukan pertumbuhan laba bersih dari Rp 53 miliar di kuartal IV 2022 menjadi Rp 108,9 miliar di kuartal I 2023. Sehingga dengan kondisi yang lebih stabil, Raphon menilai HEAL mampu melanjutkan pertumbuhannya.
Baca Juga: Sempat Naik Seminggu Terakhir, Ini Rekomendasi Saham Emiten MNC Group
Ia menjelaskan, secara normal sebelum pandemi tren pertumbuhan rata-rata pendapatan di kisaran 10%-20%. Pada masa pandemi ada perubahan dengan terjadinya lonjakan yang tidak normal.
Puncaknya di 2021 sebesar Rp 5,9 triliun. Nah di 2022 kondisi mulai normal yaitu Rp 4,9 triliun. Sehingga angka tahun 2022 disebutnya merupakan starting point untuk kondisi normal ke depannya.
Tahun 2023 dinilai pertumbuhan pendapatan di kisaran 10%-20% secara tahunan (YoY).
"Angka ini ditopang oleh tren konsistensi kenaikan jumlah kunjungan serta adjustment harga yang biasanya mengikuti tren inflasi," paparnya.
Prospek HEAL juga didorong rencana ekspansi dua rumah sakit baru. Meski begitu, kontribusinya dinilai belum akan signifikan, tetapi setidaknya bisa membantu mempertahankan ritme pertumbuhan pendapatan secara normal
Raphon memperkirakan pendapatan HEAL tahun ini tumbuh 18% sebesar Rp 5,7 triliun. Sementara laba bersih Rp 400 miliar atau tumbuh 34%.
Analis Henan Putihrai Jono Syafei juga menilai meskipun laba bersih tertekan, tetapi secara bisnis, HEAL terus bertumbuh.
"Dapat dilihat dari jumlah kunjungan pasien yang terus meningkat, bahkan volume pasien sudah melebihi saat pra-pandemi," katanya.
Secara umum, Jono menilai bisnis rumah sakit akan terus bertumbuh seiring kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia. Apalagi HEAL merupakan rumah sakit swasta yang melayani pasien BPJS dan mayoritas kelas menengah-bawah.
Baca Juga: Bahana Sekuritas Pertahankan Rating Buy Saham HEAL, Simak Ulasannya
"HEAL juga memiliki jumlah rumah sakit tersebar di seluruh Indonesia sehingga dapat menjangkau lebih banyak masyarakat," sambungnya.
Ia pun memperkirakan pendapatan HEAL masih tumbuh tahun ini dengan perolehan Rp 5,39 triliun. Sementara laba bersih diproyeksikan sebesar Rp 335 miliar.
Meski demikian, sejumlah hal dinilai dapat melemahkan kinerja HEAL seperti tekanan pada daya beli masyarakat kelas menengah yang bisa menurunkan minat kunjungan ke rumah sakit. Lalu persaingan dengan rumah sakit lainnya.
"Namun selama HEAL memiliki fasilitas pelayanan yang memadai tentu tidak terlalu menjadi masalah," kata Jono.
Jono pun mempertahankan rating buy dengan target harga Rp 1.450. Sementara Raphon merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News