IHSG - JAKARTA. Setelah menguat cukup tinggi pada perdagangan kemarin Senin (3/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak kenaikan penguatan pada perdagangan hari ini. IHSG ditutup menguat 0,45% atau 30,065 poin ke level 6,695,37 pada Selasa (4/1).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati, penguatan dapat berlanjut sepanjang Januari 2022. Menurutnya, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 pada awal Februari yang berpotensi kembali mempengaruhi pergerakan IHSG nantinya.
"Semakin mendekati batas atas, respon pelaku pasar semakin positif. Reli penguatan bisa berlanjut hingga Februari akhir hingga Maret-April 2022," jelas Valdy kepada Kontan.co.id, Selasa (4/1).
Baca Juga: IHSG Bisa Tembus 7.200 hingga Akhir 2022, Berikut Sektor-Sektor yang Menarik
Ia menambahkan, apabila realisasi kurang memuaskan, penguatan IHSG akan cenderung melandai di bulan Maret - April 2022 nanti.
Asal tahu saja, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 akan mencapai 5% yoy, sehingga pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan pada kisaran 3,5% hingga 4% yoy.
Di sisi lain, faktor yang berpotensi memberatkan adalah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan Covid-19 di Indonesia pasca momentum akhir tahun 2021.
Mengingat di akhir tahun ini terjadi kenaikan mobilitas masyarakat. Adapun pelaku pasar khawatir, kenaikan kasus umumnya diikuti pengetatan aktivitas masyarakat yang dapat menjadi sentimen negatif untuk IHSG.
Kendati peluang penguatan IHSG di awal tahun berpotensi berlanjut, profit taking akan membayangi perdagangan besok Rabu (5/1) pasca uji resistance 6.720 di awal perdagangan hari ini.
" Secara teknikal, stochastic RSI mengindikasikan kondisi overbought. Selain itu, investor asing mencatatkan net sell mencapai Rp 545 miliar di perdagangan Selasa," ungkap Valdy dalam risetnya, Selasa (4/1).
Adapun pergerakan IHSG akan memiliki level support 6.650 dan level resistance di 6.720. Adapun sentimen positif berasal dari realisasi indeks manufaktur China sebesar 50,9 di Desember 2021.
Capaian ini lebih tinggi dari perkiraan yakni 50. Adapun indeks manufaktur Jepang (54,3), Amerika Serikat (57,7), dan Jerman (57,4) menunjukkan kondisi ekspansif atau di atas batas 50.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus Level 7.150 di Akhir 2022
Walaupun sebenarnya, capaian-capaian itu lebih rendah dari perkiraan atau periode sebelumnya. Hal ini mendasari ekspektasi berlanjutnya kinerja positif ekspor Indonesia di Desember 2021.
Di sisi lain, sentimen negatif datang dari pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0.29% ke level Rp 14.305 per dolar AS pada Selasa sore (4/1). Tekanan itu dipicu pengetatan kebijakan moneter The Fed dan kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19.
Melihat kondisi di atas, Valdy menyarankan menerapkan strategi selective buy pada saham-saham dengan potensi rebound atau penguatan lanjutan yang belum terindikasi overbought, seperti BBCA, BDMN, SIDO, ICBP, ITMG, PTBA, dan MEDC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News