IHSG - JAKARTA. Dua analis kompak memberikan prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini Selasa 23 Februari 2021 bakal terkoreksi. Data teknikal menunjukkan IHSG bakal bergerak melemah setelah menguat pada perdagangan Senin (22/2/2021).
IHSG berhasil parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (22/2). IHSG bergerak menguat 0,38% atau bertambah 23,38 poin menuju level 6.255,31 pada penutupan perdagangan hari ini.
Total volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 16,38 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 16,0 6 triliun. Ada sebanyak 239 saham menguat, 224 saham melemah, dan 180 saham diam di tempat.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, pergerakan IHSG pada Senin diwarnai oleh optimisme pasar saham terhadap pemulihan ekonomi pada tahun ini, baik global maupun domestik.
“Kenaikan harga komoditas dunia juga merupakan katalis positif bagi pasar. Market juga mengapresiasi komitmen Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan menerapkan kebijakan stimulus program senilai US$ 1,9 triliun,” kata Nafan, Senin (22/2).
Baca Juga: IHSG menguat ke 6.255, net buy asing capai Rp 391 miliar pada Senin (22/2)
Selain itu, dinamika vaksinasi massal, baik domestik maupun internasional juga diapresiasi positif oleh pasar. Nafan prediksi IHSG hari ini berpotensi bergerak koreksi dengan support maupun resistance berada pada 6.179,13 hingga 6.351,18.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan prediksi IHSG hari ini akan terkoreksi ke kisaran pivot level 6.200 pada perdagangan Selasa (23/2). Secara teknikal, terbentuknya inverted hammer pasca uji resistance 6.300 pada perdagangan Senin (22/2) menjadi salah satu sinyal koreksi teknikal di Selasa (23/2).
Baca Juga: Suku bunga semakin rendah, simak tips investasi berikut
Disamping itu, Valdy melanjutkan, MACD mengindikasikan potensi fase konsolidasi pada rentang 6.150-6.300 dalam jangka pendek. Di tengah perkiraan koreksi IHSG, saham-saham bank dan tambang dapat dicermati pada perdagangan Selasa (23/2). Saham bank meliputi BBRI, BBTN, BBKP, dan BMRI dapat dicermati.
Di tengah ekspektasi akselerasi penyaluran kredit sektor konsumsi menyusul kebijakan pelonggaran loan to value (LTV) untuk kredit properti hingga 100% dan uang muka kredit kendaraan bermotor hingga 0%. Sementara saham-saham tambang ANTM, TINS, INCO, ADRO, dan PTBA memperoleh katalis positif dari tren positif harga-harga komoditas, terutama nikel, timah dan termasuk batubara.
Baca Juga: Kehabisan tenaga, rupiah ditutup melemah ke Rp 14.118 per dolar AS pada Senin (22/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News