RUPIAH - JAKARTA. Dirasa masih bergerak stabil dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah awal pekan (8/2) diprediksi masih akan bergerak stabil. Meskipun begitu, pergerakan mata uang Garuda diprediksi masih didominasi sentimen eksternal.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (5/2) rupiah berhasil ditutup koreksi 0,11% ke level Rp 14.030 per dollar AS, sedangkan dalam sepekan tercatat moderat dari catatan pekan lalu Jumat (29/1).
Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) mencatatkan penguatan 0,15% ke level Rp 14.062 per dollar AS dalam sepekan.
Baca Juga: Dolar Singapura jadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia pada Jumat (5/2)
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, meskipun nilai tukar rupiah bergerak sideways di tengah penguatan dollar AS terhadap mata uang utama sepanjang pekan lalu, rupiah masih diperdagangkan stabil pada rentang Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.050 per dollar AS pekan lalu.
"Pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi AS seperti inflasi bulan Januari 2021, jobless claim serta consumer sentiment," ungkap Josua kepada Kontan, Minggu (7/2).
Adapun dari sentimen dalam negeri, Josua menilai pelaku pasar juga akan mencermati neraca transaksi berjalan serta neraca pembayaran pada kuartal IV-2020 dan ekonomi setahun penuh di 2020.
Selain itu, rencana pemerintah untuk memberlakukan PPKM berskala mikro dalam rangka menekan penyebaran kasus Covid-19 dalam negeri turut menjadi perhatian pasar ke depan.
"Jadi secara keseluruhan, pasangan kurs USDIDR diperkirakan akan berada di rentang Rp 13.985 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS," tandasnya.
Baca Juga: Begini prediksi pergerakan rupiah di pekan ini
Pekan lalu, indeks dollar AS tercatat menguat 0,5% week-to-week, lantaran pasar keuangan global yang cenderung membaik. Hal tersebut diindikasikan dari penguatan indeks saham di pasar saham global termasuk IHSG yang tercatat menguat 4,9% atau 289 point ke level 6.152.
Selain itu, imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun juga tercatat turun sekitar 5 basis poin (bps) sepanjang pekan lalu menjadi 6,16%.
Ditambah lagi data ekonomi AS yang cenderung positif seperti PMI manufacturing, ADP employment, factory orders, durable goods order meskipun data tenaga kerja AS bulan Januari 21 cenderung mixed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News