Ekonomi berpeluang pulih, nilai kontrak PTPP diproyeksikan naik 26% pada tahun ini

Rabu, 17 Februari 2021 | 21:56 WIB   Reporter: Danielisa Putriadita
Ekonomi berpeluang pulih, nilai kontrak PTPP diproyeksikan naik 26% pada tahun ini

ILUSTRASI. Pekerja berada di ketinggian proyek pembangunan properti di Jakarta, Jumat (02/06). KONTAN/Fransiskus Simbolon/02/06/2017


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kinerja keuangan PT PP Tbk (PTPP) berpotensi pulih seiring potensi pemulihan ekonomi di tahun ini. Analis menilai neraca keuangan PTPP yang kuat serta pertumbuhan perolehan kontrak bisa menyokong kinerja. 

Hingga kuartal III-2020 emiten konstruksi pelat merah ini bukukan penurunan pendapatan sebesar 37,02% secara tahunan menjadi Rp 10,02 triliun. Penurunan pendapatan tersebut turut menggerus perolehan laba bersih hingga menurun 94,92% secara tahunan menjadi Rp 26,37 triliun. 

Sukarno Alatas Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia memproyeksikan penurunan kinerja masih akan terjadi untuk sepanjang tahun lalu. Namun, kinerja di kuartal IV-2020 berpotensi lebih baik jika  dibandingkan dengan kuartal I hingga III-2020. 

Baca Juga: Menanti hasil RDG BI, IHSG diramal melemah pada Kamis (18/2)

Sukarno optimistis kinerja PTPP akan membaik saat  pembatasan aktivitas saat ini lebih longgar dibandingkan saat masa awal pandemi Covid-19 muncul. 

Analis Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian juga memproyeksikan nilai kontrak PTPP di tahun ini naik 26% secara tahunan ke Rp 28 triliun dari perolehan kontrak 2020 yang sebesar Rp 22,2 triliun. Joey menilai saham PTPP masih menarik untuk dikoleksi. Penyebabnya, PTPP memiliki kualitas neraca keuangan yang kuat. 

Selain itu, PTPP juga memiliki order book yang sebanding dengan PT Wijaya Karya (WIKA). Sementara, valuasi PBV PTPP hanya 0,9 kali termurah dibanding kontraktor BUMN lainnya. 

Joey memproyeksikan di tahun ini segmen bisnis PTPP juga akan kompak berkinerja lebih baik, berbeda dari kinerja tahun lalu yang kompak menurun. Segmen bisnis konstruksi di tahun ini, Joey proyeksikan akan kembali mendominasi kontribusinya pada pendapatan.

Baca Juga: Ini sejumlah sentimen yang menyeret IHSG turun 1,03%

"Kemungkinan ada tambahan perbaikan pendapatan dari segmen SPAM dan EPC," kata Joey. 

Selain itu, sektor konstruksi juga didukung dengan terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF). Joey mengatakan terbentuknya SWF akan menarik investor luar negeri untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.

"Lembaga ini menjadi game changer untuk masa depan pendanaan infrastruktur ke depan," kata Joey. 

Tidak hanya itu, Sukarno juga melihat tren penurunan suku bunga bisa menjadi sentimen positif tambahan bagi PTPP.

Di tahun ini PTPP tengah memproses emisi obligasi senilai kurang lebih Rp 2 triliun. Manajemen mengatakan dana hasil obligasi tersebut akan digunakan untuk mendanai kembali (refinancing) surat utang yang akan jatuh tempo di tahun ini. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk mendanai belanja modal. 

Baca Juga: IHSG melemah 1,03% pada Rabu (17/2) setelah naik empat hari berturut-turut

Sekedar informasi di tahun ini PTPP menganggarkan belanja modal senilai Rp 6,2 triliun. Sebesar 37% dari modal tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan jalan tol. 

Sukarno mengatakan efek penerbitan obligasi akan membuat biaya bunga meningkat. Namun, di satu sisi tambahan sumber pendanaan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ke depan. 

Sukarno merekomendasikan beli di target harga Rp 2.100. Sementara, secara teknikal Sukarno menganalisis harga saham PTPP masih akan menurun. Sementara, Joey merekomendasikan beli PTPP di target harga Rp 3.000 per saham.

Selanjutnya: Pulihnya harga batubara memoles prospek Adaro Energy (ADRO) pada tahun ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru