Emiten Kawasan Industri Berupaya Memperkuat Bisnis pada 2023

Minggu, 05 Februari 2023 | 19:19 WIB   Reporter: Dimas Andi
Emiten Kawasan Industri Berupaya Memperkuat Bisnis pada 2023

ILUSTRASI. PT AKR Corporindo TBK AKRA peresmian Kawasan Industri Terintegrasi Pertama di Indonesia Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).


KAWASAN INDUSTRI - JAKARTA. Sejumlah emiten pengembang kawasan industri mencoba terus ekspansi dan meningkatkan kinerjanya pada 2023.

Salah satunya adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), pengelola kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Penjualan lahan JIIPE ditargetkan mencapai kisaran 70—75 hektare (Ha) pada 2023. Target ini diyakini dapat terpenuhi seiring status JIIPE sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Direktur dan Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu menyampaikan, tahun 2022 lalu pihaknya mampu menjual lahan di JIIPE seluas 44,5 Ha atau melampaui target yang ditetapkan perusahaan yakni 40 Ha.

Dengan hasil itu, total lahan yang telah dijual dan disewa di JIIPE mencapai 325 Ha, sedangkan saat ini total lahan yang dapat dijual oleh JIIPE sekitar 1.300 Ha.

Tingginya permintaan lahan untuk kawasan industri membuat AKRA mengerek target penjualan lahan JIIPE untuk tahun ini. Status JIIPE sebagai KEK pun akan menjadi modal berharga bagi AKRA untuk mendatangkan lebih banyak tenant baru di kawasan tersebut.

Apalagi, pemerintah juga gencar mendorong hilirisasi berbagai sektor industri, sehingga permintaan lahan di kawasan industri akan terus tumbuh.

“Dengan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), investor bisa memperoleh berbagai kemudahan baik dari sisi perizinan atau terkait perpajakan,” ujar Suresh, Jumat (3/2).

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Incar Omzet Lahan JIIPE75 Hektare Tahun Ini

Modal berharga JIIPE lainnya yakni memiliki fasilitas penunjang yang lengkap. Mulai dari kelistrikan, penyediaan air bersih, pelabuhan, akses jalan tol, dan akses transportasi umum seperti kereta api dan pesawat.

Mengutip materi paparan publik September 2022, terdapat beberapa pabrik yang telah beroperasi di JIIPE. Misalnya, Adhimix Indonesia, Sari Roti, Pangan Sari, dan lain-lain. Selain itu, JIIPE juga menjadi rumah bagi proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI).

Suresh mengaku, progres positif dari proyek smelter PTFI dapat menjadi pemantik bagi calon investor lain untuk berbondong-bondong menanamkan modal dan mendirikan pabrik di JIIPE. “Beberapa pelaku industri padat modal sudah ada yang berminat masuk ke JIIPE,” tutur dia.

Manajemen AKRA tidak bisa bicara secara gamblang terkait besaran harga lahan di JIIPE, termasuk tren pergerakan harga tersebut. Yang terang, pihak AKRA bilang bahwa harga lahan di JIIPE berbeda-beda dan ditentukan oleh berbagai faktor.

“Kami menawarkan juga berbagai fasilitas pendukung, jadi yang kami jual bukan hanya lahan,” imbuh Suresh.

Sementara itu, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membidik penjualan lahan seluas 20—30 Ha di Suryacipta City of Industry Karawang dan 50—60 Ha di Subang Smartpolitan pada tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun 2022 SSIA mengincar penjualan lahan seluas 20 Ha di Karawang dan 60 Ha di Subang.

Erlin Budiman, VP Head of Investor Relations Surya Semesta mengatakan, permintaan lahan kawasan industri sudah semakin membaik sejakan dengan meredanya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Simak Target Penjualan Lahan Kawasan Industri Surya Semesta (SSIA) di Tahun 2023

Terlebih lagi, pembatasan aktivitas di China sudah mulai melonggar sehingga banyak pebisnis yang siap untuk ekspansi dan butuh lahan di kawasan industri.

Pihak SSIA pun mengaku sudah menjalin komunikasi dengan beberapa calon tenant baru sampai saat ini. “Ada calon tenant yang berasal dari sektor autopart, industri terkait baterai, dan data center,” kata dia, Jumat (3/2).

SSIA juga sedang fokus menyelesaikan proyek Subang Smartpolitan. Proyek ini sudah soft launching sejak kuartal IV-2020 dan proses hand over lahan di sana ditargetkan berlangsung pada kuartal II-2023. Lantas, fase pertama Subang Smartpolitan akan mulai beroperasi pada kuartal III-2024.

Kawasan industri Subang Smartpolitan dibangun dengan konsep smart industrial city. Proyek ini sangat mengedepankan aspek environmental, social, and corporate governance (ESG).

Manajemen SSIA yakin daya tarik Subang Smartpolitan bakal meningkat di mata para calon tenant atau investor ketika proyek Jalan Tol Akses Patimban mulai dilaksanakan.

Keberadaan tol tersebut akan membantu para pelaku industri di Subang Smartpolitan untuk mengirim produk-produknya ke Pelabuhan Patimban. “Aksesibilitas itu sangat krusial untuk kelancaran arus logistik,” kata Erlin.

Proyek Jalan Tol Akses Patimban memiliki panjang 37.05 kilometer dan terkoneksi dengan Jalan Tol Cikampek-Palimanan. Jalan tol ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2024 mendatang.

Mengutip berita sebelumnya, SSIA menyiapkan capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,3 triliun yang sumber dananya berasal dari perbankan. Sebanyak Rp 1 triliun dari capex tersebut dialokasikan untuk pengembangan Subang Smartpolitan.

Sisanya sebesar Rp 300 miliar akan dipakai untuk renovasi dan pembangunan untuk segmen bisnis perhotelan serta untuk modal anak usaha, PT Nusa Raya Cipta (NRC).

Baca Juga: Bekasi Fajar (BEST) Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan

Tak ketinggalan, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) juga berupaya memperkuat kinerjanya pada tahun ini. BEST membidik marketing sales lahan kawasan industrinya sebesar Rp 650 miliar pada 2023. Target ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian marketing sales BEST tahun lalu yakni sebesar Rp 526 miliar.

“Sektor industri calon tenant yang kami incar masih sama dengan tahun lalu, yaitu otomotif, logistik, data center, dan manufaktur lainnya,” tandas Seri, Head of Investor Relations Bekasi Fajar Industrial Estate, Jumat lalu.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru