Emiten Pakan Ternak Diprediksi Raup Cuan Gede, Simak Rekomendasi Sahamnya

Senin, 18 April 2022 | 06:00 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Emiten Pakan Ternak Diprediksi Raup Cuan Gede, Simak Rekomendasi Sahamnya


EMITEN -  JAKARTA. Emiten poultry diperkirakan masih akan mencatatkan pertumbuhan kinerja seiring dengan pemulihan ekonomi dan membaiknya daya beli masyarakat.

Direktur PT Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, mengatakan, adanya momentum jelang Lebaran dan pelonggaran level PPKM serta perubahan status dari pandemi menjadi endemi dapat menjadi katalis positif untuk sektor emiten poultry. Ia memperkirakan, harga ayam dan konsumsi daging ayam akan kembali naik seiring kenaikan permintaan.

Dengan kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan harga kebutuhan pokok serta daya beli masyarakat yang belum 100% pulih, ia melihat masyarakat akan cenderung melakukan penyesuaian pola konsumsi tahun ini.

Dengan semakin mahalnya daging sapi, masyarakat akan cenderung mengganti konsumsi ke daging ayam yang harganya lebih murah dan ini berpotensi mendongkrak permintaan akan daging ayam.

Baca Juga: Saham Small Mid Caps Tertinggal, Begini Rekomendasi Analis

Hanya saja, Daniel mengungkapkan tahun ini masih cukup menantang untuk emiten pakan ternak. Sentimen negatif datang dari kenaikan harga bahan baku yang dipakai perusahaan untuk produksi pakan ternak seperti jagung dan bungkil kedelai.

Konflik geopolitik Ukraina – Rusia dan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan membuat harga komoditas melonjak, sehingga akan mempengaruhi kenaikan beban pokok yang akan menekan laba perusahaan.

 

 

"Selain itu, pelemahan rupiah juga bisa menjadi katalis negatif mengingat mayoritas bahan baku pakan ternak seperti jagung dan kedelai masih import," ujarnya pada Kontan, Minggu (17/4).

Menurut Daniel, kenaikan harga komoditas dapat menjadi salah satu faktor yang akan menghambat kinerja emiten poultry.

Daniel melanjutkan, salah satu emiten yang berpotensi melanjutkan kinerja positif di tahun ini seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), tahun lalu JPFA mendapatkan laba bersih sebesar Rp 2,02 triliun melesat ketimbang laba tahun 2020 senilai Rp 920 miliar.

Baca Juga: Pacu Kinerja 2022, Begini Strategi Japfa Comfeed Indonesia (JPFA)

Selain itu, Daniel menilai PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) juga berpotensi membukukan pertumbuhan kinerja tahun ini.

"Adanya pemulihan ekonomi dan membaiknya daya beli masyarakat serta meningkatnya permintaan daging ayam akan membantu mengangkat kinerja emiten poultry di tahun ini. Kami memperkirakan kinerja emiten poultry masih bisa bertumbuh 10-20% tahun ini," paparnya.

Baca Juga: Penjualan Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) Tahun Lalu Diprediksi Tumbuh 27%

Dari jajaran saham emiten pakan ternak, ia menyarankan agar investor bisa fokus terhadap leader dari emiten poultry seperti JPFA dan CPIN yang memiliki kinerja lebih stabil.

 

 

Secara valusi, JPFA saat ini diperdagangkan di PER 9,2 kali, sementara CPIN di 22,6 kali dan MAIN di 24,1 kali. Melihat valuasi yang masih murah, ia menyarankan untuk hold jangka panjang, investor bisa melirik saham JPFA dengan target harga di sekitar level Rp 1.900.

Sementara CPIN yang harganya sedang terkoreksi untuk jangka pendeknya bisa dilakukan buy on weakness dengan target harga di level Rp 5.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru