Franklin Templeton: Investasi Kami Tetap Fokus Pada Transformasi Digital

Senin, 03 Januari 2022 | 13:04 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Franklin Templeton: Investasi Kami Tetap Fokus Pada Transformasi Digital

ILUSTRASI. Franklin Templeton, perusahaan pengelola dana yang per 2020 mengelola dana US$ 1,4 triliun.


INDUSTRI TEKNOLOGI - JAKARTA. Kejayaan saham-saham teknologi sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Franklin Templeton menilai saham-saham teknologi masih memiliki prospek cerah.

Clement Lee, Head of Retail SEA Franklin Templeton, menyebut, tema-tema transformasi digital yang diakselerasi selama krisis Covid-19 masih terbilang baru saja dimulai. “Tim investasi kami masih tetap fokus pada tema besar transformasi digital,” tutur dia kepada Kontan.co.id.

Franklin Templeton bahkan memperkirakan transformasi digital berpotensi menciptakan peluang senilai multi triliun dollar AS. “Pandemi di satu sisi membawa sinar terang pada tesis kami, menurut kami peluang ini belumlah berakhir,” tegas Lee.

Prospek sektor teknologi tetap cerah bahkan Ketika ekonomi kembali normal. Menurut asumsi Lee, perusahaan akan mengevaluasi apa yang gagal dan berhasil di masa krisis serta mengembangkan apa yang berhasil, termasuk transformasi digital. Di sisi konsumen, kebiasaan dan aktivitas yang melibatkan transformasi digital juga akan terus dilakukan meski ekonomi kembali ke posisi sebelum pandemi.

Baca Juga: Rekor Terbesar, Tertinggi dan Terbanyak Sepanjang Sejarah Terukir di BEI Pada 2021

Tapi Lee juga menilai sektor teknologi merupakan sektor yang menghasilkan pertumbuhan dalam jangka panjang. Karena itu, kenaikan suku bunga berpotensi memberatkan sektor teknologi. Tapi bila kenaikan suku bunga mampu memperbaiki ekonomi, ini akan membantu investasi berkelanjutan di bidang teknologi.

Lee juga melihat perusahaan di sektor teknologi informasi tergolong sehat secara keuangan. “Diperkirakan mereka tidak akan mengalami kesulitan akibat biaya bunga yang kemungkinan dihadapi sektor lain, mengingat mereka terpaksa melakukan pembiayaan kembali atas utang mereka,” kata dia.

Proyeksi Lee, sektor teknologi berpotensi tumbuh jauh lebih cepat dibanding inflasi. Secara fundamental, sektor teknologi dapat bertahan dengan baik lingkungan yang terpengaruh inflasi.

Memang ada penurunan harga pada sejumlah saham teknologi. Lee melihat ini terjadi karena investor mengalihkan dana ke perusahaan-perusahaan yang diharapkan untung dari segi peningkatan belanja infrastruktur.

Baca Juga: Menyimak Agresivitas Investasi GIC di BEI, dari IPO Hingga Profit Taking Skala Jumbo

Lee menilai, sektor teknologi telah menjadi area pertumbuhan pasar yang secular sekaligus cyclical. Pertumbuhan secular didukung oleh tren jangka panjang dari transformasi digital. Di sisi cyclical, perusahaan-perusahaan enterprise dan konsumer makin banyak melakukan belanja teknologi ketika prospek mereka membaik.

Karena itu, Franklin Templeton masih sangat optimistis pada prospek jangka panjang di sektor teknologi. “Tim ClearBridge Investments kami melihat peluang di berbagai bidang seperti software aplikasi, semi konduktor, dan software system,” tutur Lee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata
Terbaru