Harga emas dan nikel masih bertenaga, begini prospek Aneka Tambang (ANTM) ke depan

Senin, 15 Maret 2021 | 19:31 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Harga emas dan nikel masih bertenaga, begini prospek Aneka Tambang (ANTM) ke depan

ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan emas logam mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Jakarta.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diyakini masih baik seiring dengan cerahnya prospek dua komoditas utama ANTM, yakni emas dan nikel. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai, harga emas dan nikel masih memiliki potensi kenaikan pada tahun ini.

Untuk harga emas, Dessy memperkirakan tahun ini akan lebih stabil seiring ekspektasi ekonomi global dan Indonesia yang akan memulai masa pemulihan (recovery) pada tahun ini. Namun dari sisi volume, Dessy memperkirakan permintaan masih akan bertumbuh.

Sementara itu, Samuel Sekuritas lebih optimistis terhadap harga nikel. Dessy menyebut, ada pendorong (booster) dari peningkatan volume nickel ore ANTM yang diserap di smelter dalam negeri.

Baca Juga: Laba bersih meroket 492,87%, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

Meski sempat ada berita negatif bahwa Tesla akan menggunakan material lain selain nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), hal tersebut hanya akan menekan harga secara jangka pendek.

“Industri nikel telah bertahan cukup lama sebelum isu EV battery, yaitu sebagai  bahan baku industri stainless steel. Dan menurut kami masih ada potensi pertumbuhan permintaan dari industri stainless steel,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Senin (15/3).

Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan harga nikel global tahun ini berada pada rata-rata US$ 17,300 per ton, dari harga sekarang yakni US$ 16,200 per ton.

Sebagai gambaran, ANTM membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,15 triliun. Realisasi ini meroket 492,87% dari laba bersih tahun 2019 yang hanya Rp193,85 miliar.

Namun, ANTM membukukan penjualan senilai Rp 27,37 triliun atau menurun 16,34% dari torehan pendapatan di akhir 2019 yang mencapai Rp 32,72 triliun.

Dessy menilai, laba bersih ANTM yang sebesar Rp 1.1triliun masih di bawah proyeksi yang dipasang Samuel Sekuritas, yakni sebesar Rp 1,5 triliun.

Baca Juga: Ini penyebab laba bersih Aneka Tambang (ANTM) melesat walau pendapatan turun di 2020

Meski demikian, realisasi pendapatan emiten pelat merah ini yang mencapai Rp 27,3 triliun sudah  berada di atas proyeksi yang dipasang Samuel Sekuritas yakni sebesar Rp 26,1triliun.

Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp3.230 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru