REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Harga minyak, yang menjadi komoditas andalan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berpotensi stabil di tengah potensi pengurangan produksi.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan menilai, penurunan harga minyak baru-baru ini karena melemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan China menyebabkan penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) MEDC menjadi hanya USD$ 77 per barel di kuartal pertama 2023, dibandingkan US$ 100 per barel di kuartal pertama 2022.
Farras memproyeksi harga minyak Brent di tahun ini sebesar US$ 80 per barel, seiring Arab Saudi dan OPEC+ mengisyaratkan bahwa ada potensi pemotongan produksi.
Baru-baru ini, OPEC+ kembali memangkas produksi minyaknya sekitar 1,16 juta barel minyak per hari, sehingga total pemotongan produksinya menjadi 3.66 juta barel minyak per hari. Ini merupakan 3,7% dari permintaan minyak global.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indofood CBP (ICBP) yang Cetak Kinerja Moncer di Kuartal I
Estimasi Farras terkait harga minyak yang akan ternormalisasi namun akan tetap di level yang tinggi juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS, yang diyakini akan berlanjut di kuartal-kuartal mendatang. Hanya saja, lemahnya permintaan dari China dan AS berpotensi menahan reli harga.
Tahun ini, Samuel Sekuritas meyakini MEDC akan meraup pendapatan besar dari bisnis gasnya, terutama dengan kontrak penjualan baru untuk blok Corridor dan kenaikan ASP, yakni US$ 7,7 per million british thermal unit (mmbtu), yang akan turut mendongkrak bisnis migas MEDC.
Namun, karena sifat bisnis gas yang memang memiliki margin rendah, Farras memangkas proyeksi margin MEDC menjadi 51% dan menurunkan estimasi EBITDA dan laba bersih MEDC masing-masing menjadi USD$ 1,1 miliar dan US$ 314 juta.
Dengan bergeraknya proyek Geothermal Ijen, MEDC juga berpotensi mengalami penurunan margin dari bisnis pembangkit listriknya.
Baca Juga: Intip Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti di Tengah Gejolak Pasar
“Kami masih menunggu lampu hijau untuk initial public offering (IPO) Amman Mineral (AMNT) yang akan menjadi katalis positif bagi saham MEDC yang sedang merosot,” tulis Farras dalam riset, Senin (29/5).
Samuel Sekuritas mempertahankan pandangan bullish untuk MEDC, dengan menyematkan rating buy dan dengan target harga sebesar Rp 1.600. Namun, risiko utama rekomendasi ini di antaranya penurunan harga migas dan penurunan volume lifting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News