KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar emiten ritel yang tergabung dalam indeks LQ45 mencatatkan kinerja yang impresif sepanjang paruh pertama tahun 2025. Lalu, saham ritel yang identik dengan blue chip apa saja yang perlu dibeli atau dijual?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di bursa efek. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan dengan fundamental kuat dan memiliki nilai pasar puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Beberapa emiten ritel di LQ45 yang melaporkan kinerja bagus sepanjang semester 1 2025 antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Baca Juga: Peninjauan Indeks MSCI Diumumkan Besok (7/8), Saham Ini Berpotensi Masuk
Emiten tersebut melaporkan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. AMRT mampu membukukan laba mencapai Rp 1,88 triliun di periode enam bulan pertama tahun 2025, meningkat 4,98% secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi yang sama tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun.
Dari segi topline, pendapatan bersih AMRT tercatat mencapai Rp 63,81 triliun di akhir Juni 2025, meningkat 7,75% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 59,21 triliun.
Lalu, MAPI sukses meraup laba bersih di semester I-2025 sebesar Rp 960,92 miliar, naik 6,84% yoy dari sebelumnya Rp 899,33 miliar di posisi yang sama tahun lalu.
Pendapatan bersih MAPI juga naik 8,71% yoy menjadi Rp 19,56 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,99 triliun.
VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, Ratih D. Gianda mengatakan MAPI mencatat kinerja yang stabil pada kuartal kedua tahun 2025 di tengah ketidakpastian makroekonomi yang terus berlangsung dan kondisi pasar yang kurang kondusif.
"Meskipun sebagian penjualan Lebaran beralih ke bulan Maret, namun peluncuran iPhone 16 pada bulan April memperkuat kembali momentum bisnis digital kami," kata Ratih dalam keterangan resminya, Kamis (31/7).
Selain itu, periode libur sekolah di bulan Juni juga memberikan kontribusi positif terhadap hasil keseluruhan.
MAPI juga tetap fokus pada portofolio yang beragam, dengan mengakuisisi Toast Box pada bulan April, diikuti oleh peluncuran Vivaia di Thailand pada bulan Juni.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan MAPI untuk terus mengikuti perkembangan gaya hidup konsumen dan menghadirkan kurasi brand, produk, dan layanan yang tepat.
Adapun MAPA berhasil membukukan laba Rp 662,42 miliar, naik 12,86% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 586,9 miliar. Dari segi top line, kinerja pendapatan MAPA tercatat Rp 8,79 triliun, meningkat 11,5% yoy dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 7,88 triliun.
Memasuki semester kedua tahun ini, MAPA akan terus meningkatkan efisiensi dengan pengelolaan biaya dan inventory yang disiplin, disertai dengan memantau kinerja jenama dan gerai.
Sementara itu, ACES juga menunjukkan peningkatan penjualan meskipun harus menghadapi penurunan laba bersih.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,71% ke 7.537 pada Jumat (1/8/2025), SCMA, INKP, MBMA Top Gainers LQ45
Pada semester I-2025, laba bersih ACES tercatat sebesar Rp 292 miliar, melemah 19,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 365 miliar.
Dari sisi penjualan, ACES justru membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,26 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini, meningkat 3,24% dibandingkan capaian Rp 4,13 triliun pada semester I-2024.
Tonton: OJK Menghitung Dampak Tarif 19% Donald Trump ke Emiten dan Ekonomi RI
Kinerja Solid Peritel
Analis MNC Sekuritas PIK Hijjah Marhama menjelaskan lonjakan laba emiten ritel utamanya didorong oleh peningkatan penjualan pada kuartal II-2025.
Momentum musiman serta faktor gaya hidup menjadi pendorong utama, sehingga meskipun tingkat konsumsi masyarakat secara umum masih rendah, sektor ritel berbasis lifestyle tetap mendapatkan dorongan positif khususnya untuk emiten grup MAP seperti MAPA dan MAPI.
Sementara itu, kinerja positif AMRT tak hanya ditopang oleh momentum libur Lebaran dan liburan sekolah pada kuartal II, tetapi juga oleh keberhasilan ekspansi gerai serta efisiensi operasional yang terus dijalankan perusahaan.
"Meskipun tingkat konsumsi secara umum masih rendah, kuatnya momentum di kuartal II mendorong masyarakat tetap aktif berbelanja, terutama pada segmen premium dan gaya hidup," kata Hijjah kepada Kontan, Senin (4/8).
Namun, proyeksi untuk kuartal III perlu dicermati, mengingat potensi penurunan penjualan secara kuartalan (QoQ) dibandingkan kuartal II. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan katalis kuat seperti momentum Lebaran serta minimnya hari libur di periode tersebut.
Untuk MAPI, estimasi laba tahun penuh 2025 diperkirakan berada di kisaran Rp 2,2 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Meski diprediksi mengalami koreksi pada kuartal III, kinerja MAPI masih berpotensi terdorong oleh momentum belanja di akhir tahun.
Hijjah merekomendasikan buy saham MAPI di target harga Rp 1.650 per saham, hold saham MAPA dengan target Rp 820 per saham dan sell saham AMRT di level Rp 2.500 per saham.
Baca Juga: Mobil Listrik Ini Paling Banyak Diujicoba di GIIAS 2025, Berapa Harga Aion UT
Selanjutnya: IHSG Tertekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini dari BRIDanareksa untuk Selasa (5/8)
Menarik Dibaca: IHSG Tertekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini dari BRIDanareksa untuk Selasa (5/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News