NIKEL -
JAKARTA. Prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diproyeksikan bakal terpoles oleh harga nikel yang dinilai akan cukup solid tahun ini.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menilai, harga nikel yang solid saat ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan tahun 2021 di tengah indikasi produksi feronikel yang stagnan dan volume penjualan emas yang konservatif.
“Dengan harga nikel yang solid, kami meyakini perusahaan akan membukukan pertumbuhan laba yang solid sebesar 41% secara year-on-year (yoy) di tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (5/2).
ANTM sendiri memproyeksikan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt ), naik 77% dari realisasi produksi bijih nikel unaudited tahun lalu sebesar 4,76 juta wmt.
Baca Juga: AP3I sebut kepastian regulasi pengaruhi kelangsungan hilirisasi nikel dan bauksit
Sementara untuk feronikel, ANTM menargetkan volume dan produksi penjualan di 2021 sebesar 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif stabil dengan capaian produksi dan penjualan unaudited tahun 2020 yang masing-masing sebesar 25.970 TNi dan 26.163 TNi.
Sementara untuk segmen emas, ANTM menargetkan produksi di tahun 2021 sebesar 1,37 ton emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung, dengan target penjualan emas mencapai 18 ton. Kontan.co.id mencatat, target ini menurun dari realisasi tahun 2020, dimana produksi sebesar 1.67 ton dan volume penjualan sebesar 21,79 ton.
Untuk tahun 2020, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan ANTM ada di angka Rp 26,11 triliun, dan di tahun 2021 diproyeksikan mencapai Rp 27,15 triliun. Sementara laba bersih tahun 2020 diproyeksikan Rp 1,28 triliun sedangkan tahun ini diproyeksikan naik 41% menjadi Rp 1,80 triliun.
Baca Juga: Simak target volume penjualan Aneka Tambang (ANTM) pada tahun ini
Sementara itu, ANTM juga mendapat sentimen positif jangka panjang atas pembentukan Indonesia Battery Holding. Narasi optimis terkait pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) akan mendorong sentimen positif jangka panjang bagi emiten pelat merah ini.
Pemerintah mengisyaratkan pembentukan holding baterai di bawah Indonesia Battery Corporation (IBC) akan berlangsung pada semester pertama 2021. ANTM dan MIND ID sebagai holding tambang BUMN diharapkan untuk mengurus aktivitas hulu (downstream).
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.000 seiring dengan proyeksi kinerja keuangan serta volume produksi dan penjualan bijih nikel yang meningkat
Namun, risiko utama dari rekomendasi ini adalah harga nikel global yang melemah.
Selanjutnya: Ini target penjualan bijih nikel dan bauksit Aneka Tambang (ANTM) pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News