Harga saham Adhi Karya (ADHI) melambung 60% sejak awal bulan ini, ada apa?

Sabtu, 21 November 2020 | 07:10 WIB   Reporter: Hikma Dirgantara
Harga saham Adhi Karya (ADHI) melambung 60% sejak awal bulan ini, ada apa?


HARGA SAHAM - JAKARTA. Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) belakangan ini trennya terus bergerak naik. Jumat (20/11), harga saham ADHI memang terkoreksi 0,54% ke Rp 920 per saham. Namun, jika dihitung sejak awal bulan ini, kenaikan saham ADHI telah mencapai 60%.

Bahkan, rally harga saham ADHI ini telah melewati banyak target harga para analis. Contohnya, milik analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani yang memasang target harga Rp 700 untuk saham ADHI.

Selvi menjelaskan, kenaikan harga saham ADHI dalam dua minggu terakhir lebih karena sentimen luar negeri seperti hasil pemilu Amerika Serikat (AS) yang tingkat kepastiannya sudah tinggi, sehingga tidak terlalu banyak spekulasi dan wait and see.

Baca Juga: Arus kas Adhi Karya (ADHI) diperkirakan membaik tahun depan

Di satu sisi, meningkatnya optimisme pasar seiring semakin vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna yang tingkat kemanjurannya lebih dari 90%. Hal ini membuat investor kembali berani mengambil posisi di pasar saham.

“Apalagi sektor konstruksi memang sudah terkoreksi dalam sehingga menjadi menarik. ADHI menjadi salah satu saham konstruksi yang terkoreksi paling dalam dibanding peers sehingga upside potensial dinilai lebih luas. Selain itu, ADHI sudah mulai melakukan uji coba LRT sehingga optimisme terhadap terselesaikannya LRT juga meningkat,” terang Selvi kepada Kontan.co.id, Kamis (19/11).

Dengan kondisi tersebut, Selvi pun saat ini sedang dalam proses review ulang rekomendasi dan target harga saham ADHI.

Sementara, analis Sucor Sekuritas Joey Faustian justru tetap mempertahankan rekomendasi beserta target harga untuk saham ADHI meskipun sudah terlewat. Joey sendiri memasang target harga Rp 770 dengan rekomendasi beli.

“Untuk saat ini target dan rekomendasi masih sama. Walau saham ADHI membaik, tentu selalu ada risiko yang membayangi. Bila pencapaian kontrak baru ternyata lebih rendah dari ekspektasi atau penyerapan anggaran infrastruktur lebih lambat di 2021, tentunya akan memberikan sentimen negatif terhadap fundamental dan saham ADHI,” terang Joey.

 

Selanjutnya: ADHI diproyeksikan akan mengumpulkan kontrak baru Rp 23,6 triliun pada tahun ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru