KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) pada November 2025 terus melemah hingga mendekati level terendah tahun ini. Sejak awal tahun hingga 6 November 2025, harga saham blue chip sektor ritel ini telah turun lebih dari 32%. Apakah saham AMRT sudah layak dibeli atau jual saja jika terlanjur punya?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman lama di pasar modal. Saham blue chip biasanya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip biasanya menjadi indeks mayor seperti Q45. Saham AMRT sudah menjadi anggota Indeks LQ45 sejak lama.
Baca Juga: Resmi, Saham BRMS Masuk Indeks MSCI Global, Cermati Batasan Harga Beli & Jual
Pada perdagangan Kamis 6 November 2025, harga saham AMRT ditutup di level 1.900 turun 35 poin atau 1,81% dibandingkan sehari sebelumnnya. Sejak awal tahun, harga saham AMRT terakumulasi melemah 920 poin atau 32,62%.
Harga tersebut mendekati level terendah saham AMRT pada tahun 2025 yakni 1.820 pada 22 Maret.
Saat harga sudah turun dalam, analis melihat kondisi tersebut sebagai waktu tepat untuk mulai investasi saham AMRT. Secara kinerja, AMRT memiliki fundamental bagus dan prospek bisnis yang cerah.
Pengelola jaringan ritel Alfamart, mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,31 triliun sepanjang Januari–September 2025. Angka ini turun 3,49% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,39 triliun.
Meski laba menurun, kinerja pendapatan Alfamart tetap tumbuh positif. Hingga kuartal III 2025, pendapatan bersih meningkat 7,09% YoY menjadi Rp 94,47 triliun dari Rp 88,21 triliun di periode yang sama 2024.
Tonton: Prabowo Instruksikan Trayek Kereta Cepat Diteruskan Sampai Banyuwangi
Penjualan Solid, Meski Margin Tertekan
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai peningkatan penjualan segmen food dan non-food serta ekspansi jaringan toko menjadi pendorong utama pertumbuhan.
“Meski margin tertekan oleh biaya promosi dan kenaikan Opex, pertumbuhan pendapatan tetap solid dengan gross margin stabil di 21,5%,” ujar Abdul kepada Kontan, Kamis (6/11/2025).
Senada, Novi Vianita, Analis Panin Sekuritas, menambahkan bahwa pendapatan kuartal III 2025 turut disokong pembukaan gerai baru dan promosi loyalitas melalui program Alfagift.
Dari sisi segmen usaha, makanan masih mendominasi dengan porsi 70% dan nilai Rp 21,3 triliun atau tumbuh +5,6% YoY, sedangkan segmen minuman mencapai Rp 9,3 triliun atau naik 6,1% YoY. Namun, margin kotor turun ke 20,6% akibat meningkatnya persediaan seiring ekspansi gerai dan operasional dua distribution center (DC) baru.
Beban pokok pendapatan naik 6,95% YoY menjadi Rp 74,17 triliun, diikuti kenaikan beban penjualan dan distribusi dari Rp 15,04 triliun menjadi Rp 16,55 triliun, serta beban umum dan administrasi dari Rp 1,57 triliun menjadi Rp 1,7 triliun.
Secara kuartalan, pendapatan AMRT di kuartal III 2025 mencapai Rp 30,6 triliun, turun 1,2% quarter-on-quarter (QoQ) namun masih naik 5,7% YoY. Novi menjelaskan bahwa kinerja kuartalan sedikit tertekan oleh tren belanja ke toko kecil dekat rumah dan pergeseran ke produk yang lebih terjangkau.
Wilayah Luar Jawa turun 3,7% QoQ menjadi Rp 12 triliun, Jawa turun 2,4% QoQ menjadi Rp 10,6 triliun, sementara Jabodetabek justru naik 4,5% QoQ menjadi Rp 8 triliun.
Baca Juga: Harga Saham Hanya 400-an, Tapi Dividen Interim Rp 600 Miliar, Catat Jadwalnya!
Stimulus Pemerintah Jadi Angin Segar
Analis Sucor Sekuritas, Christofer Kojongian, justru melihat AMRT diuntungkan dari pergeseran pola konsumsi dari supermarket modern ke minimarket. “AMRT memiliki keunggulan dari portofolio lebih dari 15.000 SKU, 23.000 gerai di seluruh Indonesia, dan 1.800 pemasok aktif yang menjaga ketersediaan produk,” jelas Christofer.
Menurutnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 900 ribu kepada 35 juta keluarga berpendapatan rendah di kuartal IV 2025 akan menjadi pendorong konsumsi jangka pendek.
Abdul dari Kiwoom Sekuritas juga menilai stimulus pemerintah ini dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan traffic ke toko Alfamart.
Prospek & Rekomendasi Saham AMRT
Christofer memproyeksikan laba bersih AMRT tumbuh 13% YoY menjadi Rp 3,5 triliun pada 2025, dan meningkat 15% YoY menjadi Rp 4,1 triliun pada 2026, dengan CAGR sekitar 14% hingga 2028F.
Faktor pendorong utama adalah ekspansi eks-Lawson, pemulihan margin, dan strategi produk yang tangguh dalam menangkap tren konsumsi produk ekonomis.
Rekomendasi Analis:
- Christofer Kojongian dari Sucor Sekuritas rekomendasi Buy dengan target harga Rp 3.000
- Novi Vianita dari Panin Sekuritas rekomendasi Buy dengan target harga Rp 2.600
- Abdul Azis Setyo Wibowo dari Kiwoom Sekuritas rekomendasi Trading Buy dengan target harga Rp 2.100–2.090
Selanjutnya: Daftar Maganghub.kemnaker.go.id Batch 2, Ada 12.000+ Lowongan Kerja Magang
Menarik Dibaca: Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengobati Nyeri Sendi di Kaki pada Pasien Asam Urat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News