Rekomendasi

Resmi, Saham BRMS Masuk Indeks MSCI Global, Cermati Batasan Harga Beli & Jual

Kamis, 06 November 2025 | 07:12 WIB
Resmi, Saham BRMS Masuk Indeks MSCI Global, Cermati Batasan Harga Beli & Jual

ILUSTRASI. Resmi, Saham BRMS Masuk Indeks MSCI Global, Cermati Batasan Harga Beli & Jual


Reporter: Adi Wikanto, Rashif Usman  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sesuai prediksi, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) masuk ke Indeks MSCI Global Standard periode November 2025-Februari 2026. 

Indeks MSCI adalah indeks yang dikeluarkan lembaga riset global, Morgan Stanley Capital International. Indeks MSCI  sering digunakan sebagai acuan oleh investor global dalam mengukur kinerja pasar saham dan menyusun portofolio investasi.

Dengan demikian, saham yang masuk sebagai konstituen Indeks MSCI berpotensi semakin dilirik investor global.

MSCI mengumumkan dua saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi anggota Indeks MSCI Global. Selain BRMS, saham PT Barito Reneables Energy Tbk (BREN) juga masuk ke MSCI global.

Analis menilai, masuknya saham BRMS sebagai anggota Indeks MSCI Global semakin menarik untuk investasi. Selain potensi diserbu investor, BRMS memiliki prospek kinerja yang bagus.

Baca Juga: Inilah Investasi Paling Cuan Oktober 2025, Bukan Saham & Bitcoin

Prospek kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin solid hingga akhir tahun 2025. Katalis utamanya berasal dari lonjakan harga emas global dan peningkatan volume produksi dari tambang Palu, Sulawesi Tengah.

Secara operasional, emiten tambang emas yang terafiliasi dengan Grup Salim dan Bakrie ini menargetkan produksi emas di kisaran 68.000–72.000 ons pada akhir 2025, naik dari realisasi 2024 sebesar 64.983 ons. Untuk tahun 2026, BRMS menargetkan produksi mencapai 80.000 ons.

Direktur BRMS, Herwin Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa seluruh target produksi berasal dari tambang emas Palu yang dikelola oleh anak usaha PT Citra Palu Minerals.

“Kita sudah memberikan panduan untuk tahun 2025 di kisaran 68.000–72.000 ons, dan target di 2026 berkisar 80.000 ons hanya dari Palu,” ujar Herwin dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

Herwin menyebut, PT Citra Palu Minerals memiliki konsesi pertambangan seluas 85.159 hektare di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, dengan izin produksi berlaku hingga 2050.  

Pabrik emas pertama BRMS yang menggunakan teknologi carbon-in-leach (CIL) beroperasi sejak 2020 dengan kapasitas 500 ton bijih per hari, dan kini sedang ditingkatkan menjadi 2.000 ton per hari.  

“Rencananya akan beroperasi di kuartal IV-2026 antara Oktober atau November, artinya akan ada peningkatan produksi lagi di akhir tahun 2026,” jelasnya.

Pabrik kedua dengan teknologi serupa telah beroperasi sejak 2023 dengan kapasitas rata-rata 4.500 ton bijih per hari.

Baca Juga: IPO Saham PJHB Listing di BEI Hari Ini Kamis (6/11),, Cek Profil Perusahaannya

Kinerja Produksi dan Harga Emas Melonjak

Hingga kuartal III-2025, BRMS mencatat total produksi emas 56.552 ons, naik 25% year-on-year (yoy) dari 45.366 ons pada periode yang sama tahun sebelumnya. Harga jual emas juga meningkat tajam 34%, dari US$ 2.347 per ons menjadi US$ 3.156 per ons per September 2025.

Menurut Abida Massi Armand, Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, kombinasi kenaikan harga dan volume produksi akan menjaga kinerja BRMS tetap kuat hingga akhir tahun.

“Harga jual naik signifikan menjadi sekitar US$ 3.468 per ons atau 39% yoy per kuartal III-2025, sementara produksi mencapai 68.000–72.000 ons, naik dari 64.000 ons tahun lalu. Kombinasi harga tinggi dan efisiensi tambang mendukung pertumbuhan laba meski biaya stripping masih tinggi,” ujar Abida kepada KONTAN, Rabu (5/11).

Tonton: Banyak Dilirik Partai Politik, Purbaya: Saya Nggak Tertarik!

Ekspansi Kapasitas dan Outlook 2026

Abida memperkirakan prospek BRMS pada 2026 tetap positif seiring rampungnya proyek *pushback* tambang pada kuartal I-2026 dan peningkatan kapasitas pabrik CIL dari 500 tpd menjadi 2.000 tpd pada Oktober 2026.

“Kedua faktor ini akan meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi pengolahan. Namun, kenaikan biaya operasional selama konstruksi dan volatilitas harga emas global bisa menekan margin jangka pendek,” tambah Abida.

Ia menilai target produksi 80.000 ons pada 2026 cukup realistis, mengingat BRMS sudah mencatatkan kenaikan output 25% yoy hingga kuartal III-2025. Setelah proyek *pushback* selesai, perusahaan akan mendapat akses ke bijih berkadar tinggi, yang berpotensi memperkuat margin keuntungan.

Baca Juga: Saham Blue Chip Bank Diserbu Asing, Investor Ritel Baiknya Beli yang Mana?

Rekomendasi Saham BRMS

Abida merekomendasikan buy saham BRMS dengan target harga Rp 1.080 per saham. Menurutnya, peningkatan produksi dan ekspansi kapasitas menjadi pendorong utama valuasi.  

Aspek Kinerja Proyeksi 2025 Proyeksi 2026 Keterangan
Produksi Emas 68.000–72.000 ons 80.000 ons Didukung tambang Palu dan perluasan pabrik
Harga Emas (ASP) US$ 3.468/ons - Naik 39% yoy
P/E Ratio 89x 74x Potensi re-rating seiring kenaikan laba
ROAE 7,2% 8,1% Diperkirakan meningkat setelah proyek bawah tanah beroperasi
Target Harga Rp 1.080 - Rekomendasi: Buy

Abida menambahkan, dengan posisi kas yang solid dan rasio utang yang rendah, BRMS memiliki ruang cukup luas untuk ekspansi tanpa tekanan likuiditas. “BRMS berpotensi menjadi salah satu emiten emas dengan pertumbuhan laba tercepat di sektor tambang domestik,” tegasnya.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi langsung. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

 

PKB Tunggu Pernyataan Resmi KPK Terkait Gubernur Riau Kena OTT

 

Selanjutnya: New! Promo Hoka Duo Maxi Serba Rp 43.370, Ada 4 Pilihan Menu Spesial Komplit

Menarik Dibaca: New! Promo Hoka Duo Maxi Serba Rp 43.370, Ada 4 Pilihan Menu Spesial Komplit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru