Harum Energy (HRUM) Memiliki Prospek Cerah, Ini Alasannya

Minggu, 05 Juni 2022 | 07:00 WIB   Reporter: Aris Nurjani
Harum Energy (HRUM) Memiliki Prospek Cerah, Ini Alasannya


EMITEN - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) dinilai punya prospek yang cerah seiring dengan harga batubara yang masih solid. Dimana HRUM mencatatkan kenaikan volume produksi dan penjualan batubara sepanjang kuartal pertama 2022.

Raditya Pradana, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera menilai emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mencatatkan laba bersih pada kuartal I/2022 sebesar US$ 62,8 juta. "Sebesar 50% dari proyeksi laba bersih tahun ini, disebabkan ASP batu bara yang tinggi di awal tahun karena memanasnya hubungan Rusia dan Ukraina," ucap Raditya kepada kontan.co.id, selasa (31/5). 

Raditya mengatakan secara tahunan, laba bersih HRUM terbang sampai 255% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan Maret 2021 sebesar US$ 17,69 juta.

Baca Juga: Pendapatan Kuartal I 2022 Meningkat, Begini Prospek Saham Harum Energy (HRUM)

Analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya mengatakan pendapatan Harum Energy (HRUM) kuartal 1 2022 mencapai US$ 152,2 juta atau naik 16,5% secara kuartal dan 166,6% secara tahunan, namun sedikit di bawah ekspektasi. 

"Laba bersih melebihi perkiraan kami tetapi sejalan dengan konsensus di 27,3%/23,6% di 2022, terutama didorong oleh harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara yang lebih tinggi sebesar US$ 168,4 per ton, naik 31,6% secara kuartal dan 158,8% secara tahunan," kata Timothy dalam risetnya. 

Prospek ke depan

Raditya menyampaikan prospek emiten HRUM 2022 masih sangat menjanjikan dan memiliki keunggulan dari batubara dengan kalori tinggi. 

Selain itu sentimen positif yang dapat membantu kinerja HRUM berasal dari perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sehingga menyebabkan harga komoditas masih tinggi terutama pada harga batubara pada tahun ini diproyeksi juga masih tinggi sehingga dapat meningkatkan average selling price (ASP). 

Raditya memproyeksi kinerja HRUM tahun ini pendapatan naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$400 juta. Sementara laba bersih sebesar US$ 90-US$ 100juta atau naik 20% dibandingkan tahun lalu. 

Menurut Raditya sentimen penghambat kinerja HRUM berasal dari transisi pandemik ke endemik gagal sehingga menyebabkan terganggunya distribusi batu bara apabila perang Rusia dan Ukraina semakin parah. 

Timothy mengatakan Kinerja HRUM juga terdongkrak dari bisnis nikel yang digelutinya. Smelter rotary klin electric furnace (RKEF) berhasil mencatatkan pendapatan dari PT Infei Metal Industry (IMI) sebesar US$ 7.8 juta dari penjualan Nickel Pig Iron (NPI). 

 

 

"Kami percaya persediaan rendah saat ini di India, serta permintaan historis tinggi selama musim panas, akan menopang batubara tinggi saat ini harga dalam jangka pendek," ucap Timothy. 

Timothy menyampaikan HRUM telah menginvestasikan US$ 75 juta untuk 20% saham di PT Westrong Metal Industry (WMI) senilai US$ 75 juta memberikan satu katalis yang dinanti-nantikan. 

"Apalagi baru-baru HRUM telah menginvestasikan sebesar US$ 75 juta untuk 20% saham di WMI, smelter RKEF 4-baris yang akan memulai pembangunannya selama 18 bulan konstruksi pada kuartal III 2022," tutur Timothy. 

Raditya memproyeksikan Buy untuk emiten HRUM dengan target Harga Rp 15.500 per saham. Sementara Timothy merekomendasikan Buy untuk HRUM dengan target price sebesar Rp 16.800 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru