IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan Senin (7/12).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, ada sejumlah sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG untuk Senin (7/12).
Menurutnya, sentimen utama penggerak indeks global seperti perkembangan penelitian vaksin yang semakin progresif. Kedua membaiknya kinerja data makroekonomi Amerika Serikat.
Sementara dari Indonesia, pergerakan IHSG tak lepas dengan prediksi rilis data cadangan devisa per November 2020, serta rilis data indeks keyakinan konsumen yang diprediksikan semakin membaik, hal ini diyakini akan memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG.
"Adapun perilisan kinerja penjualan ritel per Oktober juga dinantikan oleh para pelaku pasar," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/12).
Berdasarkan rasio fobonacci, support maupun resistance berada pada 5.769,53 hingga 5.874,89. Berdasarkan indikator, MACD, stochastic maupun RSI mulai menunjukkan sinyal yang positif.
Baca Juga: Minim sentimen dalam negeri, simak proyeksi IHSG untuk Senin (7/12) depan
Di sisi lain, terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut:
1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Nafan merekomendasikan akumulasi beli pada area Rp 11.525 –Rp 11.675, dengan target harga secara bertahap di level Rp 12.075, Rp 12.400, Rp 12.650 dan Rp13.750. Support: Rp 11.100 & Rp 10.750.
2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola white closing bozu candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Ia menyarankan akumulasi beli pada area level Rp 6.400 –Rp 6.600, dengan target harga secara bertahap di level Rp 6.800, Rp 7.125 dan Rp 7.550. Support: Rp 6.350 & Rp 6.050.
3. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Nafab memberikan rekomendasi akumulasi beli pada area Rp 850–Rp 870, dengan target harga secara bertahap di level Rp 885, Rp 905 dan Rp 980. Support: Rp 830 & Rp 800.
4. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Ia menyarankan akumulasi beli pada area Rp 900 – Rp 910, dengan target harga secara bertahap di level Rp 930 dan Rp1.050. Support: Rp 865 & Rp 810.
5. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.
Nafan merekomendasikan akumulasi beli pada area Rp 1.700 –Rp 1.770, dengan target harga secara bertahap di level Rp1.805, Rp1.990 dan Rp 2.170. Support: Rp 1.665 & Rp 1.625.
6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar.
Ia merekomendasikan akumulasi beli pada area level Rp 6.925 –Rp 7.025, dengan target harga secara bertahap di level Rp 7.400, Rp 7.600 dan Rp 8.375. Support: Rp 6.800 & Rp 6.460.
7. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Nafan memberikan rekomendasi akumulasi beli pada area level Rp 1.165 – Rp 1.205, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.235, Rp 1.280 dan Rp 1.330. Support: Rp 1.140 & Rp 1.085.
8. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.
Ia menyarankan akumulasi beli pada area Rp 3.210–Rp 3.250, dengan target harga secara bertahap di level Rp 3.330, Rp 3.540, Rp 4.040 dan Rp 4.540. Support: Rp 3.160 & Rp 3.040.
Selanjutnya: BEI terbitkan aturan perdagangan saham, berlaku saat kondisi normal di luar pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News