IHSG Ditutup All-Time High Lagi, Simak Prediksi Untuk Semester Pertama 2022

Kamis, 21 April 2022 | 20:33 WIB   Reporter: Nur Qolbi
IHSG Ditutup All-Time High Lagi, Simak Prediksi Untuk Semester Pertama 2022

ILUSTRASI. IHSG menorehkan rekor penutupan all-time high baru setelah naik 0,68% ke posisi 7.276,19 pada perdagangan Kamis (21/4).


IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor penutupan all-time high baru setelah naik 0,68% ke posisi 7.276,19 pada perdagangan Kamis (21/4). IHSG bahkan sempat menyentuh level 7.294,67 menjelang akhir perdagangan dengan level terendah di 7.245,72.

Sebelumnya, IHSG juga pernah menyentuh level all-time high yang lebih tinggi, yakni di 7.355 pada 11 April 2022. Oleh sebab itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina memprediksi, pergerakan IHSG ke depannya akan terkonsolidasi dan berpotensi ditutup di level 7.099 pada April 2022.

Menurut Martha, konsolidasi wajar terjadi setelah IHSG menyentuh all-time high ditambah faktor puasa sepanjang bulan April 2022. "Secara siklus, bulan puasa lebih lesu. Terlebih lagi, faktor all-time high tadi dapat memicu aksi profit taking," kata Martha dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Kamis (21/4).

Baca Juga: Bursa Asia Ditutup Bervariasi di Tengah Tingginya Inflasi dan Perlambatan Ekonomi

Meskipun begitu, Martha memprediksi IHSG akan kembali menguat pada bulan Mei 2022 atau periode setelah Lebaran walaupun penguatannya cenderung terbatas. Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak dalam rentang support-resistance 6.759-7.748.

Faktor-faktor pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh data ekonomi global dan data ekonomi Indonesia. Pergerakan harga komoditas yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia juga bakal menjadi faktor pendorongnya ditambah dengan rilis laporan keuangan emiten kuartal pertama 2022 dan musim pembagian dividen.

Lebih lanjut, sektor-sektor saham yang berpotensi mendorong kenaikan IHSG di sisa semester pertama 2022 ini tak terlepas dari sektor yang terbesar memegaruhi IHSG, yaitu infrastruktur (telco related), perbankan, industri, dan energi karena harga komoditas masih tetap tinggi.

Baca Juga: Hajatan IPO Masih Ramai, Ada 35 Perusahaan Antre di Pipeline BEI

Akan tetapi, setelah musim pembagian dividen serta rilis laporan keuangan kuartal pertama 2022 selesai, Martha mengimbau investor perlu mewaspadai atas adanya risiko koreksi IHSG. Hal ini sejalan dengan adanya potensi aksi ambil keuntungan setelah banyaknya sentimen positif yang menghiasi pergerakan pasar saham.

Analis Teknikal Henan Putihrai Sekuritas Mayang Anggita juga memprediksi, IHSG tengah bergerak bullish di dalam pola parallel channel dengan target berada pada titik all-time high 7.355 sampai dengan upper channel di sekitar 7.400. Di sisi lain, support MA20 sekaligus lower channel di 7.150 diharapkan mempu menahan pergerakan IHSG.

"Level 7.150 menjadi titik krusial IHSG demi mempertahankan tren naik tetap intach sebelum IHSG tergelincir lebih jauh menuju MA50 di sekitar angka psikologis 7.000," kata Mayang.

Baca Juga: Sudah Terkerek 0,68%, Simak Proyeksi IHSG pada Perdagangan Akhir Pekan

Secara teknikal, Mayang menilai saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menarik untuk dilirik. WIKA terdeteksi RSI positive divergence di sekitar support Rp 920, berpotensi rebound dengan target Rp 1.015-Rp 1.040.

Sementara itu, WOOD menghadapi uji support previous low Rp 680 diiringi RSI positive divergence yang biasanya mengindikasikan tren berpotensi reversal. Target berada di kisaran Rp 710-Rp 720 disusul resistance previous high Rp 755.

Baca Juga: IHSG Rekor Lagi Pada Kamis (21/4), Asing Berburu Saham Bank

IHSG akhir tahun 2022

Untuk akhir tahun 2022, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menyampaikan, IHSG akhir tahun diprediksi berada di rentang 7.600-7.700 dalam base case scenario. Akan tetapi, dengan harga komoditas yang tetap tinggi, Hariyanto melihat kemungkinan IHSG akhir tahun 2022 dapat mencapai level 8.000 dalam bullish case scenario.

Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan bahwa perundingan dengan Ukraina sudah berakhir menjadi salah satu booster harga komoditas. "Kalau harga komoditas bagus, maka pertumbuhan laba bersih emiten akan baik sehingga bakal menjadi driver IHSG," tutur Hariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terbaru