IHSG menguat 8% sebulan, begini arah pergerakan untuk November

Rabu, 27 Oktober 2021 | 20:18 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
IHSG menguat 8% sebulan, begini arah pergerakan untuk November

ILUSTRASI. IHSG ditutup melemah 0,82% ke level 6.602,21 pada perdagangan Rabu (27/10).


PROYEKSI IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada perdagangan hari ini. IHSG ditutup melemah 0,82% ke level 6.602,21 pada perdagangan Rabu (27/10).

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan, koreksi IHSG pada perdagangan hari ini lebih karena faktor teknikal. Harga empat saham sektor perbankan turun pada perdagangan hari ini.

Mengutip RTI, saham BBRI melemah 1,38 ke harga Rp 4.290 per saham, kemudian saham BBCA turun 1% ke harga Rp 7.450 per saham, saham BBNI ambles 2,75% ke harga Rp 7.075 per saham, serta saham BMRI melemah 0,35% ke harga Rp 7.150 per saham.

Baca Juga: IHSG diproyeksi balik menguat pada Kamis (28/10)

Lebih lanjut Alfred bilang, bahwa isu peningkatan kasus Covid-19 belum menjadi sentimen penggerak IHSG sekarang ini. “Transaksi pada Rabu (27/10) juga relatif normal, artinya tidak ada lonjakan transaksi harian yang mengindikasikan adanya suatu sentimen baru,” ungkap Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (27/10).

Selain itu, investor asing juga masih tetap mencatatkan net buy atawa beli bersih meskipun nilainya mengalami penurunan. Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 223,65 miliar di seluruh pasar pada hari ini.

Alfred menambahkan, pergerakan IHSG dalam sebulan ke depan bakal berasal dari sentimen individual emiten, pergerakan harga komoditi, juga isu seperti tapering. Dengan kata lain, sambungnya, pergerakan IHSG sebulan ke depan minim sentimen, selain dari pergerakan harga komoditas.

Baca Juga: IHSG dibayangi aksi profit taking, cermati saham-saham ini

Dalam satu bulan ke depan, Alfred memprediksi IHSG akan bergerak dengan rentang 6.500-6.800. “Kami optimistis untuk kondisi ekonomi di kuartal keempat dan tahun depan, hal ini membuat outlook kami juga positif terhadap pasar saham,” imbuh dia.

Oleh karena itu, pelaku pasar bisa memanfaatkan momentum koreksi IHSG sekarang ini untuk beli saham-saham dengan valuasi di bawah pasar. Sementara, pelaku pasar juga bisa hold saham-saham emiten yang memiliki realisasi kinerja keuangan yang tumbuh.

Dia mencermati, beberapa saham lapis pertama dengan return yang negatif secara year to date, namun memiliki kinerja yang cukup baik di tahun 2020 dan tahun ini menarik jadi pilihan. Dari sektor barang konsumsi, Alfred menjagokan saham INDF dan ICBP. Kemudian dia juga melihat saham INKP dan TKIM menarik untuk dicermati. “Adapun saham dengan valuasi yang murah ada KRAS, PGAS, dan JPFA,” pungkasnya.

Baca Juga: IHSG turun 0,82% ke 6.602 pada Rabu (27/10), asing masih mencatat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru