PROYEKSI IHSG - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan melemah 1,37% ke level 5.105,15, Kamis (15/10), setelah 8 hari beruntun menguat. Jumat (16/10), IHSG berpotensi turun lagi secara teknikal.
Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG hari ini secara teknikal masih akan melemah. IHSG mulai membayangi setelah IHSG mendekati target Moving Average 200 hari.
Baca Juga: IHSG akhirnya tumbang 1,37%, bagaimana nasib IHSG pada Jumat (16/10)?
Saat ini, candlestick membentuk bellow the stomach dengan signal reversal jangka pendek. Indikator stochastic dead-cross pada area overbought dengan indikator MACD memberikan signal kejenuhan dari akselerasi histogram.
Sehingga secara teknikal IHSG menurut Lanjar masih dibayangi pelemahan di perdagangan akhir pekan nanti. Ia memperkirakan, pergerakan IHSG akan bergerak di support resistance 5.072 - 5.118. Saham-saham yang mulai dapat dicermati secara teknikal diantaranya ICBP, INDF, SMGR, UNTR, MNCN, DOID.
Kemarin IHSG ditutup turun 70,95 ke level 5.105,15 seiring pelemahan yang terjadi di bursa regional. Secara sektoral pergerakan IHSG dibebani sektor keuangan yang turun 1,86% dan sektor properti 1,63%.
Saham yang menjadi pelemah IHSG diantaranya BBCA turun 1,9%, BMRI turun 3% dan BBRI turun 1,5%. Dari dalam negeri, data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia yang berhasil mencatatkan surplus neraca dagang sebesar US$ 2,4 miliar pada September 2020.
Baca Juga: Window dressing diprediksi terjadi pada Desember 2020, saham-saham ini bisa dicermati
Surplus tersebut terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Dengan demikian, pada periode Januari-September 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 13,51 miliar.
Surplusnya neraca perdagangan tersebut berhasil membawa nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terapresiasi 0,19% ke level Rp 14.690 per dollar AS tapi tidak mampu manahan aksi ambil untung investor pada ekuitas Indonesia.
Mayoritas bursa Asia terkoreksi pada perdagangan hari ini. Di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus dan terhentinya pembicaraan stimulus AS. Pelemahan yang ini mengiringi pelemahan indeks berjangka AS yang juga terkoreksi sejak awal sesi perdagangan.
Pendapatan kuartal 3 yang mengecewakan dan tindakan keras yang dilakukan beberapa kota terbesar di kawasan Eropa untuk menahan penyebaran virus menjadi sentimen negatif bagi bursa Eropa. Di sisi lain, memudarnya harapan bahwa paket stimulus AS akan disetujui sebelum pemilihan November.
Baca Juga: IHSG diramal melemah pada Jumat (16/10), cermati saham rekomendasi analis berikut
Pembicaraan Brexit yang berantakan pun turut menahan pergerakan indeks. Selanjutnya investor juga tengah menanti data pengangguran A.
Data klaim pengangguran AS naik menjadi 898.000 dari sebelumnya 845.000. Angka ini juga lebih tinggi dari konsensus dari para ekonom yang memperkirakan di 825.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News