Indeks Berbasis ESG Menghijau, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Sahamnya

Minggu, 24 Juli 2022 | 19:24 WIB   Reporter: Yuliana Hema
Indeks Berbasis ESG Menghijau, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Sahamnya

ILUSTRASI. Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Indeks saham berbasis Environmental, Social and Governance (ESG) melaju lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks saham berbasis Environmental, Social and Governance (ESG) melaju lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45.

Per Jumat (24/7), indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI sudah naik 5,53% ke level 128,99. Kemudian, ada indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI yang melompat 5,07% di posisi 127,17.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencermati, pergerakan indeks berbasis hijau itu didorong faktor peralihan minat sebagian investor untuk berinvestasi ke perusahaan yang menerapkan ESG.

"Hal ini juga mendasari keyakinan kami bahwa untuk jangka panjang prospek saham-saham berbasis ESG akan cenderung lebih baik," kata Pandhu kepada Kontan, Minggu (24/7).

Namun, Pandhu menilai, kenaikan indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI disebabkan adanya rebalancing pada Juli ini dengan didepaknya saham ACES, ASSA, PPRO, dan LSIP yang menekan indeks dari daftar konstituen.

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Menjelang FOMC The Fed Pekan Depan

Tak hanya kedua indeks itu, ada indeks IDX ESG Leaders yang merangkak naik 2,23% secara year to date (ytd) di posisi 139,12. Memang laju indeks ini tidak sekencang kedua indeks lainnya dan IHSG yang sudah tumbuh 4,64% ke level 6.886,96.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus bilang, selain meningkatnya kesadaran akan ESG, prospek saham-saham hijau ini secara jangka panjang masih cukup baik.

Ini seiringan dengan adanya dukungan dari pemerintah, pendanaan yang lebih mudah meskipun cukup besar investasinya, serta dampak nyata perubahan iklim yang tengah dirasakan di berbagai belahan bumi.

"Dengan indeks berbasis ESG bisa outperformed menunjukkan bahwa minat terhadap ESG terus meningkat, meskipun sekarang komoditas energi fosil lebih menarik karena harganya yang melambung," kata Nico.

Nico menilai, saham energi dengan basis fosil masih akan masih lebih menarik di sisa akhir tahun ini. Hal itu bertepatan dengan kenaikan harga komoditas yang tinggi meskipun sudah menurun tapi masih di atas rata-rata.

"Kalau ESG kami lihat juga menarik namun secara jangka panjang," imbuhnya.

Adapun pergerakan indeks IDX ESG Leaders masih mendapat terkanan dari saham ASSA yang sudah turun 22,73% ytd. Di susul saham ACES anjlok 43,75%, SCMA turun 28,22%, EXCL melemah 22,40% dan ERAA turun 15,83% ytd.

Nico berpendapat, saham ERAA masih layak dikoleksi dengan target harga Rp 820. Selain itu, dia juga merekomendasikan saham JSMR dengan target harga Rp 5.109 per saham.

Sementara, Pandhu menilai, saham ASSA masih cukup menarik. Prediksi dia, hingga akhir tahun harga saham ASSA bisa mencapai target Rp 2.350 per saham.

Saham lain yang menarik untuk dilirik ada SCMA dengan target harga Rp 300. Kemudian juga ada ACES dengan penurunan harga yang ada, namun Pandhu menyarankan untuk tidak perlu terburu-buru untuk mengoleksi.

Baca Juga: Saham-saham Ini Sudah Naik Lebih dari 100%, Bagaimana Rekomendasi dari Analis?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru