CLOSE [X]

Indeks IDXV30 Sudah Naik 17,27%, Valuasi Sahamnya Masih Tergolong Murah

Senin, 30 Mei 2022 | 22:10 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Indeks IDXV30 Sudah Naik 17,27%, Valuasi Sahamnya Masih Tergolong Murah

ILUSTRASI. IDX Value30 (IDXV30) mencatatkan kinerja tertinggi dibandingkan indeks lainnya, yakni sebesar 17,27% year to date (ytd).


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. IDX Value30 (IDXV30) mencatatkan kinerja tertinggi dibandingkan indeks lainnya, yakni sebesar 17,27% year to date (ytd) sampai dengan Senin (30/5). Indeks tersebut mengukur kinerja harga 30 saham yang memiliki valuasi harga rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.

Dari 30 saham yang menjadi anggotanya, sebanyak 22 saham berkinerja positif, sedangkan delapan saham berkinerja negatif. Lima konstituen yang menorehkan kenaikan harga saham tertinggi adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) +63,47% ytd, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) +60,54% ytd, PT United Tractors Tbk (UNTR) +36,57% ytd, PT Adaro Energy IndonesiaTbk (ADRO) +36% ytd, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) +30% ytd.

Sementara itu, lima anggota yang mencatatkan penurunan harga terdalam adalah PT Japfa Tbk (JPFA) sebesar -16,28% ytd, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) -13,33%, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) -9,95%,  PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) -9,30%, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) -7,92%.

Baca Juga: Di Tengah Transisi Pandemi menjadi Endemi, Simak Deretan Saham yang Menarik Dicermati

Meskipun mayoritas saham-saham dalam indeks ini sudah naik tinggi, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, valuasi saham pada IDXV30 masih tergolong murah. Contohnya, PTBA saat ini diperdagangkan dengan P/E 4,9x, ITMG 3,9x, dan ADRO 4,9x. Padahal, P/E rata-rata lima tahun untuk PTBA berada di 7,8x, ITMG 7,1x, dan ADRO 7,8x.

"Murahnya valuasi saham-saham tersebut didorong dengan perbaikan pada laporan keuangan khususnya saham-saham komoditas dan perbankan," kata Azis saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/5).

Untuk ke depannya, Azis melihat saham-saham yang sudah naik masih memiliki prospek yang positif, khususnya saham pada sektor komoditas dan perbankan. Hal ini sejalan dengan harga komoditas yang kemungkinan masih bisa naik lagi, didorong oleh ketidakpastian perang Ukraina-Rusia.

Baca Juga: Saham GOTO Menguat ke Rp 314 pada Senin (30/5), Simak Rekomendasi Sahamnya

Selain itu, pemulihan ekonomi berdampak pada perbaikan pertumbuhan kredit yang akan berdampak positif bagi sektor perbankan. "PTBA, ADRO, ITMG, BMRI, dan ASII dapat dicermati untuk buy. Saham-saham tersebut masih memiliki potensi kenaikan sebesar 15%-20%," ucap Azis.

Tak ketinggalan, saham-saham yang mencatatkan penurunan harga juga memiliki potensi positif. Akan tetapi, risiko masih membayangi emiten-emiten tersebut sehingga investor cenderung wait and see. Contohnya JPFA yang mana kenaikan harga jagung dapat membuat kenaikan beban perusahaan.

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi juga menilai, valuasi saham-saham yang menjadi anggota IDXV30 masih tergolong murah. Dari 30 saham indeks tersebut, sebanyak 24 saham masuk dalam coverage-nya.

Baca Juga: Saham Big Cap Mendominasi Daftar Laggard, Begini Rekomendasi Saham dari Analis

Dari 24 saham tersebut, Wafi merekomendasikan buy 22 saham dan menyarankan sell dua saham. Sebanyak 22 saham tersebut adalah ADRO, AKRA, ASII, BBTN, BJBR, BJTM, BMRI, BSDE, CTRA, DMAS, ERAA, GGRM, INDF, JPFA, LSIP, MNCN, PTBA, PTPP, PWON, SMGR, SRTG, dan UNTR. Sementara itu, dua saham yang direkomendasikan sell adalah AALI dan ITMG.

Menurut Wafi, saham-saham yang direkomendasikan buy masih memiliki potensi kenaikan harga minimal 10%. Sebagai contoh, RHB Sekuritas menetapkan harga wajar fundamental untuk ADRO di Rp 3.600 per saham, AKRA Rp 1.180, dan ASII Rp 7.650 per saham.

"Untuk saham dengan performa yang sudah positif bisa hold, sedangkan yang masih negatif bisa selektif untuk ditambah bobotnya tapi harus dikombinasikan dengan call fundamentalnya juga," ucap Wafi.

Untuk tahun 2022, Wafi menjagokan saham-saham komoditas, seperti batubara, nikel, serta minyak dan gas seiring masih adanya potensi kenaikan harga komoditas tersebut. Wafi juga menyukai saham big ticket karena adanya inflasi dan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang masih positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru