Indeks sektor keuangan naik 5,16% sepanjang 2021, berikut prospek saham-sahamnya

Jumat, 02 Juli 2021 | 22:51 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Indeks sektor keuangan naik 5,16% sepanjang 2021, berikut prospek saham-sahamnya

ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia


IHSG - JAKARTA. Saham sektor keuangan menjadi salah satu yang menorehkan kinerja positif pada tahun ini. Sepanjang 2021 berjalan sampai dengan Jumat (2/7), indeks sektor ini mencatatkan kenaikan tertinggi kedua setelah sektor teknologi, yakni sebesar 5,16%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), beberapa saham sektor keuangan menghiasi daftar top 10 leader Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sebut saja PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang harganya melesat 270,9% secara year to date (ytd), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) +689,9%, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) +81,6%, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) +150%, dan PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) +716%.

Untuk ke depannya, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat prospek yang masih tergolong bagus untuk sektor ini.

Ia menjelaskan, faktor utama yang menjadi katalis bagi saham sektor keuangan adalah tren pemulihan ekonomi yang perkembangannya saat ini, dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Kapasitas angkut KRL Jabodetabek dikurangi jadi 32 % selama PPKM Darurat

Mengingat, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dapat memberi dampak negatif pada aktivitas ekonomi, termasuk penawaran serta permintaan bareng dan jasa.

"Akan tetapi, mengingat penerapan PPKM Darurat dilakukan pada wilayah-wilayah tertentu, maka dampaknya diperkirakan tidak akan terlalu signifikan dibanding PSBB ketat yang pernah diterapkan sebelumnya," tutur Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/7).

Terlebih lagi, pemerintah telah berkoordinasi untuk menambah dan mempercepat bantuan sosial selama penerapan PPKM Darurat sehingga dapat meminimalkan dampak penerapan PPKM Darurat tersebut.

Sementara itu, dari segi eksternal, sentimen utama saham sektor keuangan masih berasal dari rencana tapering oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

 

 

Pelaku pasar memperkirakan, tapering akan dimulai pada Agustus atau September 2021 melalui pengurangan nilai pembelian obligasi oleh The Fed.

"Hal tersebut dikhawatirkan dapat memicu pengetatan likuiditas atau capital outflow jika akselerasi pemulihan ekonomi dalam negeri berjalan lebih lambat," ungkap Valdy.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga menilai, prospek saham keuangan, khususnya perbankan masih positif seiring dengan kinerja yang diprediksi lebih baik pada 2021.

Meskipun begitu, menurut Okie, potensi tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa kualitas kredit dan penyaluran kredit masih akan menghadapi kendala hingga kuartal III-2021.

"Pasalnya, pertambahan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi belakangan ini dapat memberikan tekanan pada pelaku usaha untuk melakukan ekspansi sehingga memperlambat penyaluran kredit," ucap Okie.

Oleh karena itu, menurut dia, penyaluran kredit baru akan naik menjelang akhir tahun 2021. Untuk saat ini, Okie tetap mempertahankan rekomendasi buy untuk beberapa saham.

Sebut saja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan target harga Rp 2.120 per saham,  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 6.525, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp 4.450, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 2.660.

Baca Juga: Turun 10,83% ytd, begini rekomendasi analis untuk saham-saham Indeks Kompas100

Menurut Okie, bank-bank BUMN memiliki prospek yang bagus karena menjadi garda terdepan dalam penyaluran kredit untuk mendorong pemulihan pada sektor UMKM.

Terlebih lagi, kebijakan suku bunga rendah diprediksi akan tetap dipertahankan Bank Indonesia seiring dengan deflasi yang terjadi pada Juni 2021.

Bernada serupa, Valdy juga masih mengunggulkan saham-saham bank big caps, yakni BBRI, BMRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Selain memiliki kondisi fundamental yang kuat, bank-bank tersebut mempunyai bauran segmen kredit dan lini produk yang beragam.

Bank-bank di atas juga sudah memiliki layanan digital banking yang kini banyak dilirik pelaku pasar. Sebagiannya bahkan telah memulai atau tengah mengembangkan produk yang memang dikhususkan untuk memberikan layanan digital banking dengan berbagai fitur yang dapat memudahkan penggunanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru