EMITEN - JAKARTA. Kinerja PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang di tahun 2020 kurang bergairah karena adanya pandemi virus corona (Covid-19). Hal tersebut terlihat dari laba bersih Adira Finance yang turun 51,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun di tahun 2020.
Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli menyatakan, pendapatan bunga perusahaan di tahun lalu mencapai Rp 10,3 triliun atau turun 14,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Hal ini terjadi karena penurunan piutang pembiayaan.
Lantaran, penurunan pembiayaan baru yang sejalan dengan penurunan signifikan pada pasar penjualan otomotif. Serta adanya restrukturisasi pinjaman kepada konsumen di sepanjang tahun 2020.
Baca Juga: Surat utang multifinance yang bakal jatuh tempo hingga Maret capai Rp 4,78 triliun
“Sementara itu, beban bunga tercatat sebesar Rp 4,3 triliun, atau turun sebesar 9,2%. Sehingga pendapatan bunga bersih Adira Finance tercatat sebesar Rp 6 triliun, turun 17,1% yoy,” ujar Hafid pada Senin (22/2).
Akibatnya margin bunga bersih Adira Finance juga menurun menjadi sebesar 12,0% di 2020. Di samping itu, beban operasional kami turun sebesar 4,7% menjadi Rp 3,5 triliun.
Beban operasional itu akibat langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi. Cost of credit Adira Finance meningkat sebesar 13,4% menjadi Rp 2,0 triliun.
Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 3,1% dan 13,3% di 2020
“Di tengah penurunan tajam penjualan otomotif, Adira Finance membukukan pembiayaan baru di tahun 2020 sebesar Rp 18,6 triliun atau turun 51% yoy dari pencapaian tahun sebelumnya,” pungkas Hafid.
Selanjutnya: Sepanjang 2020, pembiayaan syariah Adira Finance tumbuh 11% yoy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News