Ini penyebab smelter Feronikel Antam (ANTM) di Halmahera Timur belum beroperasi

Kamis, 07 Januari 2021 | 07:00 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Ini penyebab smelter Feronikel Antam (ANTM) di Halmahera Timur belum beroperasi


EMITEN -  JAKARTA. Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak kunjung selesai. Padahal, konstruksi pabrik itu sudah mencapai 97% sejak 2019 lalu. Namun pengoperasian smelter milik Antam ini ternyata masih terganjal pasokan listrik. 

Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko mengatakan, penyelesaian proyek P3FH menjadi salah satu fokus Antam sekarang. Emiten tambang plat merah ini pun sedang mencari cara untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi proyek tersebut. 

"Saat ini P3FH sedang dalam proses penyediaan pembangkit listrik. Antam terbuka dengan berbagai peluang untuk segera merampungkan pengerjaan proyek P3FH untuk memastikan reliability, deliverables dan cost competitiveness," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (6/1).

Lebih lanjut Kunto bilang, pabrik feronikel (Feni) yang berada di Halmahera Timur (Haltim) ini akan mampu meningkatkan kapasitas feni yang dimiliki Antam. Nantinya, Pabrik Feni Haltim line-1 ini memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Baca Juga: Saham ANTM (Aneka Tambang) melesat (4/1), ini PER dan PBV terbaru

Antam telah menyelesaikan uji coba tanpa beban (no load test) terhadap pabrik tersebut, yang saat ini telah mencapai kemajuan konstruksi 98%. "Nantinya jika pembangunan telah selesai, pabrik Feni Haltim akan menambah portofolio kapasitas produksi total tahunan Antam menjadi 40.500 TNi," jelas Kunto.

Sayangnya, dia tak mengungkapkan kapan target pengerjaan proyek dan mengoperasikan smelter tersebut dapat dilaksanakan. Yang pasti, untuk memenuhi produksi smelter Feni Haltim ini, dibutuhkan pasokan listrik dengan kapasitas pembangkit sebesar 75 megawatt (MW).

Kunto pun tidak membeberkan dengan detail sejuah mana progres pengadaan pembangkit listrik saat ini. Dia hanya mengklaim, Antam akan memastikan tata kelola dan pelaksanaan pemenuhan pembangkit listrik ditempuh dengan metode paling cepat sesuai dengan praktik Good Corporate Governance.

"Berkenaan dengan hal tersebut, perusahaan akan melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan pasar modal Indonesia ke depannya," ungkap dia. 

Dihubungi terpisah, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) Agung Murdifi membenarkan, pihaknya memang sedang membahas kerjasama untuk memasok listrik ke P3FH Antam.

Dia menjelaskan, sepanjang tahun 2020 lalu PLN menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan tujuh smelter. Salah satunya ialah proyek P3FH milik Antam. Meski tidak membeberkan hasil pembahasan terkini, tapi Agung menyampaikan sedang ada pembicaraan kerjasama untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam pasokan listrik ke smelter dan tambang di Halmahera Timur.

"Untuk jangka pendek ada dengan Antam, kami sedang melakukan proses komunikasi dan pengadaan. Sementara untuk jangka menengah dan panjang mulai tahun 2026, PLN salah satunya akan menyuplai smelter tambang di Halmahera Timur," terang Agung kepada Kontan.co.id, Rabu (6/1).

Baca Juga: Kementerian ESDM: Hanya ada satu tambahan smelter baru di tahun lalu

Berdasarkan materi paparan MIND ID, induk usaha Antam, penyediaan listrik di smelter feronikel tersebut targetnya akan tercapai di bulan Februari 2021. Di tahun itu pula proyek smelter tersebut rampung dan beroperasi secara komersial.

Asal tahu saja, proyek smelter feronikel ini sudah dimulai sejak 2017 dan memakan waktu pengerjaan konstruksi selama 30 bulan. Awalnya, smelter ini ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2019. 

Proyek ini memakan biaya investasi sebesar Rp 4,03 triliun yang mana Rp 3,36 triliun di antaranya merupakan porsi pemerintah sedangkan Rp 0,68 triliun hasil dari rights issue publik yang dilakukan Antam.

 

Selanjutnya: Ini Pilihan Saham di Tahun Kerbau Logam

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru